Menkeu : Tiga Asumsi Makro 2017 Belum Realistis

ccff1-dampak-inflasi-terhadap-pembangunanMENTERI Keuangan Bambang Brodjonegroro mengatakan sejumlah usulan asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 masih belum mencerminkan kondisi ekonomi terkini. Tiga asumsi makro tersebut ialah pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, dan nilai tuker rupiah.

Asumsi makro yang diusulkan pemerintah dalam Pokok – pokok Kebijakan Fiskal tahun 2017 itu belum menunjukkan kondisi ekonomi terkini karena rentangnya terlalu lebar. Asumsi pertumbuhan ekonomi tahun 2017 ditargetkan dalam rentang 5,3% – 5,9%. Kemudian asumsi laju inflasi sebesar 3% – 5%, dan proyeksi nilai tuker berada dalam kisaran Rp 13.650 per dollar Amerika Serikat sampai Rp 13.900 per dollar AS. Asumsi – asumsi itu dinilai semakin kadaluarsa seiring dengan disahkannya Undang-undang (UU) Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty. Sehingga ada kemungkinan asumsi – asumsi itu akan dibuat lebih realistis.

Asumsi pertumbuhan ekonomi, Bambang menilai, akan digeser mendekati ke batas bawah. “Kita perkirakan kondisi ekonomi global tidak akan ada perubahan yang spektakuler,” katanya, dalam pembahasan RAPBN 2017 di gedung DPR, kamis (14/7). Sementara rata-rata nilai tuker juga akan dipangkas lebih realistis. Untuk asumsi nilai tuker akan mengacu pada pendapat Bank Indonesia (BI). BI memperkirakan asumsi nilai tuker rupiah tahun 2017 berada di level antara Rp 13.300-13.600 per dollar AS. Perkiraan itu sudah memasukan skema UU Pengampunan Pajak.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dalam kesempatan yang sama mengatakan, dengan mengacu pada base line pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,3%, makan pada tahun 2017 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapat 5,7%.

 

Sumber: Harian Kontan , 15 Juli 2016

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , ,

Tinggalkan komentar