
JAKARTA.Pasar saham terus mencetak rekor baru pada bulan Agustus ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat 18,01% sepanjang tahun 2016.
Dari berbagai sektor saham penopang kenaikan indeks, sektor pertambangan mencetak partumbuhan tertinggi. Sektor tambang melonjak hingga 49,86% sejak awal tahun hingga akhir pekan ini. Kinerja indeks sektor tambang ini jauh di atas sektor aneka industry, yang mencetak pertumbuhan tertinggi kedua dengan angka 25,75%.
Perlu diingat, sektor tambang terperosok dalam di tahun lalu akibat rontoknya harga komoditas. Inilah salah satu alasan indeks sektor tambang melambung. Dari sisi kinerja, laba sebagian besar emiten tambang cenderung turun karena harga komoditas yang enggan bangkit.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, posisi terakhir sektor tambang ini, terlalu mahal sehingga kalau beli sekarang kurang menarik. “Untuk sell, jangan sepenuhnya. Ditahan dulu, saja, “kata Satrio.
Meski demikian, ia melihat sektor komoditas masih bisa naik dan masih menarik. Harga komoditas ke depan juga diyakini bakal lebih bagus seiring pertumbuhan ekonomi dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencetak kenaikan tertinggi di sektor tambang. Harga saham emiten batubara ini meroket 414,8% sejak awal tahun alias year to date (ytd).
Saham emiten tambang yang mencetak enaikan tertinggi kedua adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yan terbang hingga 159,55%. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) menyusul dengan kenaikan masing-masing 149,47% dan 137,57%.
Empat emiten lain yang juga mencetak pertumbuhan di atas 100% adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).
Investor kakap Lo Kheng Hong mengingatkan, ada emiten komoditas yang tenar sebagai saham gorengan dengan fundamental yang diragukan. Dia mengatakan, investor sebaiknya menghindari saham-saham komoditas dengan good corporate governance buruk demi menghindari kerugian.
Dia mengatakan, jangan pernah membeli perusahaan yang tidak jelas. “Di bursa saham, tidak ada ampun bagi orang yang tidak tahu apa yang ia beli,”ujarnya.
Lo menyatakan, dirinya tertarik di saham-saham sektor komoditas yang anjlok dalam tahun lalu. Menurut dia, sektor energy yang sedang merangkak naik dari harga teredah sangat menarik di tahun ini.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, perusahaan tambang yang mencatatkan pertumbuhan seperti PTBA, ITMG, dan ADRO karena penurunan di sektor energy begitu dalam. Hans memasang target untuk PTBA di Rp 10.600, ADRO Rp 1.200, dan ITMG Rp 13.400. “Batubara akan banyak dibutuhkan di Indonesia, “kata dia.
Dari total proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW), sebesar 10.000 MW menggunakan batubara. “Kalau yang lain, seperti minyak, saya pikir ekonomi masih lambat. Memang masih naik, tapi euphoria, jadi hati-hati,”kata Hans.
Sumber: Harian Kontan, 6 Agustus 2016
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar