Bos PLN: 10.000 MW akan disimpan sambil tunggu ekonomi RI membaik

Hasil gambar untuk plnMerdeka.com – Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pihaknya akan menjadikan proyek pembangkit listrik sebesar 10.000 MW sebagai cadangan. Proyek tersebut masuk ke dalam megaproyek 35.000 MW dan menjadi jatah PLN.

“Proyek sebesar 10.000 MW akan saya simpan, yang punya PLN. Kalau pertumbuhan ekonomi bagus, ‘income’ per kapita naik luar biasa, dan industri makin banyak, maka saya lepas (bangun) semua,” ujarnya di Jakarta, Kamis (1/9) malam.

Sofyan menjelaskan jika pertumbuhan ekonomi masih rendah, maka pasokan listrik tidak akan mencapai 35.000 MW, sehingga 10.000 MW yang dicadangkan tersebut dapat ditunda pembangunannya.

Namun demikian, dia berharap proyek 35.000 MW bisa tuntas dan dipasok secara keseluruhan pada 2019, meski perseroan harus tetap realistis jika tidak ada penyerapan listrik dari masyarakat sesuai kebutuhan.

“Jadi, jangan disalahkan, kalau masyarakat memang tidak menyerap. Kami berjalan saja. Sekarang ini, kebutuhan hanya 2.000-3.000 MW per tahun, tapi kami bikin minimal 5.000 MW per tahun,” ujar Sofyan.

Mantan Dirut BRI ini menambahkan, penundaan penyelesaian 10.000 MW tersebut tidak akan membuat Indonesia mengalami krisis listrik, karena sudah terpenuhi dari 25.000 MW.

“Jangan bicara republik ini akan kiamat kalau tidak jadi 35.000 MW dan hanya selesai 25.000 MW,” tambahnya.

Sebelumnya, Luhut Panjaitan memperkirakan pembangunan program pembangkit listrik 35.000 MW akan mundur dari yang ditargetkan selesai seluruhnya pada 2019.

Setelah melihat situasi lapangan, menurut dia, sebanyak 10.000 MW di antaranya tidak dapat diselesaikan dan beroperasi komersial pada 2019.

Penulis: Hana Adi Perdana

Sumber: Merdeka.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , ,

Tinggalkan komentar