Repatriasi Ungkit Transaksi Saham

Hasil gambar untuk transaksi sahamJAKARTA – Transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang November makin ramai. Nilai dan volume transaksi harian rata-rata bulan kesebelas ini melonjak. Alhasil, nilai transaksi harian rata-rata di BEI berhasil melampaui target Rp 7 triliun.

Hingga 30 November, nilai transaksi harian rata-rata BEI mencapai Rp 7,47 triliun. Nilai transaksi bulan November terdongkrak berkat crossing saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencapai Rp 177 triliun. Ada dugaan, transaksi ini terkait repatriasi dana amnesti pajak.

Diluar transaksi jumbo itu, aktivitas pasar saham masih terhitung ramai. Frekuensi transaksi juga makin tinggi, meski dana asing terus mengalir ke luar. Sepanjang November, frekuensi transaksi harian rata-rata BEI mencapai 329.713 kali, meningkat dari bulan Oktober sekitar 281.000 kali dan jauh melebihi frekuensi harian Januari yang baru sekitar 209.000 kali.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menambahkan, saat kondisi pasar naik utilitas pasar juga jadi lebih tinggi. Sehingga transaksi ramai dan mendongkrak rata-rata transaksi harian.

Beberapa saham dengan nilai transaksi tertinggi masih berasal dari saham-saham lapis atas, seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan BBCA.

Chief Investment Officer Syailendra Capital Chaolis Baidowi mengatakan, sektor yang masih dianggap aman adalah consumer goods. Makanya INDF dan UNVR masih menggerakkan bursa. Sektor konstruksi, perbankan dan perkebunan khususnya kelapa sawit pun masih menarik.

“Dari perbankan, ada perbaikan di segi NPL serta kredit dan pertumbuhan,” kata Cholis, Selasa (29/11). Cholis membeberkan saham pilihannya yang layak dikoleksi adalah BBCA, BMRI, TLKM, LSIP, AALI, ITMG, Adro, RALS, SCMA, INDF, WSKT, WIKA, WSBP, dan PTPP.

Analis Senior Bina Artha Parama Reza Priyambada mengatakan, saham komoditas yang sempat melambat di awal tahun kini jadi lebih menarik. Khususnya saham-saham emiten batubara dan emiten perkebunan kelapa sawit. “Saham-saham komoditas masih menunjukkan sentimen positif menjelang akhir tahun,”kata Reza.

Reza merekomendasikan SMBR, INTP, ITMG, ADRO, PTBA, MEDC, dan DOID untuk dikoleksi. Reza menambahkan, saham-saham perbankan big caps dan consumer goods juga masih aman dikoleksi jangka panjang.

Analis Asjaya Indosurya William Suryawijaya menyarankan pelaku pasar melakukan trading pada saham-saham dengan fundamental baik, mengingat prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat. “Jadi masih lebih baik bermain di saham emiten big caps yang harganya sedang terkoreksi,” kata William. Dia mencontohkan seperti saham ADHI, TLKM, EXCL, JSMR.

Untuk strategi trading jangka pendek sekali, William merekomendasikan saham-saham tambang batubara seperti DOID, ADRO, ITMG.

Penulis: Emir Yanwardhana

Sumber : Harian Kontan 01 Desember 2016

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , ,

Tinggalkan komentar