
Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani mengatakan, digitalisasi telah memengaruhi penerimaan industri perhotelan. Salah satunya munculnya agen perjalanan online yang menggerus pendapatan hotel di Indonesia.
Dia menjelaskan, para pemain agen perjalanan online kini menguasai permintaan kamar hotel melalui aplikasi dan web portalnya. Selain itu, agen perjalanan tersebut juga meminta komisi cukup tinggi kepada para operator dan pemilik hotel yang dipasarkannya.
“(Komisi) Agen perjalanan ini besar juga lho, rata-ratanya bisa antara 20-30 persen,” ujar Hariyadi, di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (13/11).
Menurutnya, industri perhotelan tidak bisa memungkiri jika okupansi hotel sangat terbantu oleh jasa yang disediakan dari agen perjalanan online tersebut. Namun, hal tersebut tak cukup untuk meningkatkan pemasukan, karena justru menghambat ekspansi industri perhotelan ke luar negeri.
Terlebih lagi, banyak agen perjalanan online asing yang masuk ke Indonesia sehingga membuat pendapatan pemilik hotel semakin menurun. “Basicnya, kita bukan negara tertutup. Tapi kalau tidak dipertimbangkan masak-masak tentu akan merugikan kita,” ujarnya.
Sumber : merdeka.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar