Jakarta. PT Astra International Tbk (ASII) berusaha berbenah dan merestrukturisasi fungsi anak usaha. Maklum, kinerja bisnis dan keuangan pada kuartal I-2015 merosot.
Anak usaha yang tengah dibenahi adalah PT Toyota Astra Motor (TAM). TAM merupakan perusahaan patungan antara Astra International dengan PT Toyota Motor Corporation (TMC). ASII menguasai 51% saham TAM, sementara TMC memiliki 49%.
Apalagi, jika mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-April 2015 lalu, pangsa penjualan mobil merek Toyota turun menjadi 31,80%. Padahal, tahun di periode yang sama tahun lalu, masih di angka 35,20%.
Melihat geliat bisnis ini, kemarin, (Rabu (3/6)), TAM mengumumkan rencana integrasi fungsi pemasaran, layanan fungsi pemasaran, layanan purna jual dan operasional logistik. “Kami ingin mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar,” ujar Hiroyuki Fukui, Presiden Direktur TAM memberikan alasan, rabu (3/6).
Dalam strategi anyar ini, ada beberapa kewenangan yang dulu ada di main dealer, kini diambil alih oleh TAM. Suparno Djasmin, Wakil Presiden Direktur TAM mengatakan, saat ini TAM mendistribusikan produk Toyota kepada lima diler utama, termasuk Auto2000 milik ASII.
Lima diler utama ini selain menjual langsung kepada konsumen juga berperan mendistribusikan produk kepada sub-diler.
Nah, manajemen ASII akan mengalihkan fungsi sub distribusi yang awalnya dilakukan para diler utama itu ke TAM, sementara diler utama hanya menjual produk secara langsung kepada konsumen.
TAM yang akan menangani pendistribusian kepada para sub-diler. “Kami ingin diler fokus sepenuhnya ke penjualan dan after sales,” beber Suparno.
Dengan restrukturisasi ini, TAM bisa mengetahui persis stok mobil di diler sebelum melakukan pengiriman unit.
Mengenai berapa besar nilai efisiensi yang didapat perubahan mekanisme kewenangan main dealer di distribusi ini, Suparno enggan merincinya, ia juga tak menyebut berapa besar beban distribusi atas biaya operasional bisnis TAM.
Suparno hanya menyebut, sistem baru ini tak serta merta langsung menggenjot penjualan dan pangsa pasar Toyota.
“Ini untuk rencana jangka menengah dan panjang, nanti baru terasa,” ujarnya. Yang jelas, sistem baru ini bertujuan meningkatkan daya saing TAM di tengah persaingan bisnis yang makin sengit.
Rahmat Samulo, Direktur Pemasaran PT TAM enggan membicarakan pengaruhnya strategi baru ini ke penjualan Toyota maupun ke pangsa pasar Toyota.
Saat ini, TAM memiliki lima main diler yang membawahi 275 diler Toyota diseluruh Indonesia. Lima main diler Toyota di Indonesia itu adalah Auto2000, Agung Automall, New Ratna, Hadji Kalla, dan Hasjrat Abadi.
Dihubungi terpisah, Soehari Sargo, Pengamat Otomotif menilai langkah efisiensi yang dilakukan TAM merupakan hal wajar untuk menghadapi kompetisi pasar. “Ini untuk meningkatkan daya saing,” kata Soehari, Rabu (3/6).
Ia menilai, penurunan pangsa pasar mobil Toyota tak hanya murni karena faktor persaingan saja, melainkan karena melemahnya daya beli masyarakat, pelemahan nilai tukar rupiah dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar