Ekonomi Lesu, ASRI Menahan Ekspansi

indexJAKARTA. Bubble properti semakin dekat. Lantaran perekonomian lesu, PT Alam Sutera Reality Tbk (ASRI) menahan ekspansi dan akhirnya memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) pada tahun ini.

Bedasarkan pernyataan resmi perusahaan, Selasa (11/8), ASRI menurunkan belanja modal pada tahun ini sebesar 25% dari semula Rp 3 triliun menjadi Rp 2,25 triliun. Belanja modal ini bersumber dari kas internal dan hasil marketing sales.

ASRI menunda ekspansi, terutama di sektor low rise dengan memangkas capex 50% menjadi Rp 500 miliar. Dari dana itu, sekitar Rp 460 miliar akan digunakan untuk proyek low rise Pasar Kemis dan Rp 40 miliar untuk proyek Serpong.

Sebelumnya, emiten ini mengalokasikan total capex Rp 3 triliun. Perinciannya, akuisisi lahan, proyek high rise building dan proyek low rise masing-masing mendapatkan jatah Rp 1 triliun.

Belanja modal untuk akuisisi lahan menurun menjadi Rp 950 miliar dan untuk proyek high rise menyusut menjadi Rp 800 miliar.

Terkait akuisisi lahan, ASRI menyiapkan Rp 750 miliar untuk mengambilalih lahan Modernland di Serpong Utara seluas 35 ha. Sementara Rp 200 miliar lagi untuk membebaskan lahan di Pasar Kemis. Sedangkan capex high rise akan digunakan untuk membangun Prominence, The Tower, Paddington Heights, Kota Ayodhya, dan Garuda Wisnu Kencana.

 

6Keteteran

Bukan hanya belanja modal, ASRI juga keteteran mengumpulkan marketing sales di semester I-2015. Alhasil, emiten ini memangkas target marketing sales dari Rp 5,8 triliun menjadi Rp 4,5 triliun.

Di paruh pertama tahun ini, ASRI baru mengantongi marketing sales Rp 1,16 triliun. Jumlah ini setara 20% dari target lama dan 26% terhadap target baru. Jumlah itu melorot 55,7% year on year (yoy).

Kendati realisasi semester pertama baru 26%, manajemen ASRI optimis target marketing sales tahun ini tercapai. Pasalnya, ASRI telah membentuk tim marketing baru khusus apartemen demi mendongkrak penjualan. Pelonggaran LTV diharapkan mampu menyokong pencapaian target ini.

Analisis BNI Securities Thendra Chrisnanda menilai, keputusan ASRI menahan ekspansi adalah langkah tepat mengingat tantangan industri properti saat ini cukup besar. Lihar saja, marketing sales di semester I-2015 melambat. Di sisi lain, emiten harus menanggung beban kurs di tengah pelemahan rupiah terhadap dollar AS. “Jika ASRI memaksa ekspansi, malah bisa beresiko besar,” ujar Thendra kepada KONTAN, kemarin.

Kendati melambat, Thendra melihat prospek ASRI masih bisa membaik. Pasalnya, emiten ini melakukan strategi bisnis joint operation dengan investor asing untuk mengembangkan lahannya di kawasan Alam Sutera dan Pasar Kemis.

Hanya saja, strategi bisnis joint operation tersebut hanya akan memberikan sentimen positif dalam jangka pendek. Thendra mengatakan untuk jangka panjang tergantung pada proyek baru yang akan diluncurkan.

Thendra menyarankan buy ASRI dengan target Rp 780 per saham. Harga ASRI kemarin anjlok 4,75% menjadi Rp 481 per saham.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar