Jakarta. Roda bisnis penjualan mobil dan sepeda motor emiten otomotif berpotensi semakin lambat akibat berlanjutnya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dan melemahnya daya beli di tengah perlambatan ekonomi. Euforia dua pameran otomotif yang berlangsung bersamaan di tahun ini diprediksi tidak akan sebesar tahun lalu.
Analis menerka, emiten otomotif merasakan dampak terpuruknya nilai tukar rupiah dari segi biaya komponen atau bahan baku yang sebagian masih impor. Alhasil, semakin terpuruknya mata uang garuda memicu biaya bahan baku semakin melambung. “Untuk menjaga margin, harga jual mesti dinaikkan,” ujar Robertus Yanuar Hardy, Analis Reliance Securities.
Sayang, ketika harga jual berpotensi naik, daya beli masyarakat tengah melemah, akibat kondisi perlambatan makro ekonomi. Dampaknya, volume penjualan terancam makin seret. Menurut Robertus, emiten otomotif yang memegang pangsa pasar terbesar seperti PT Astra International Tbk (ASII) sudah tentu merasakan dampaknya, kemudian menyusul PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS).
Sebagai gambaran, volume penjualan mobil grup Astra pada semester I 2015 tercatat 262.774 unit atau turun 21,4% dibandingkan periode yang sama tahun 2014, yaitu 334.263 unit. Adapun, penjualan motor Honda yang merepresentasikan grup Astra di semester I 2015 turun 18,8% ketimbang periode yang sama tahun lalu menjadi 2,13 juta unit.
Kondisi perlambatan ekonomi juga akan menyeret penjualan kendaraan segmen komersial ASII dan IMAS, yang tahun lalu dapat mencetak kinerja positif dibandingkan segmen lain. Sebab menurut Robertus, di tengah kondisi perlambatan ekonomi, perusahaan cenderung menahan belanja modal.
Meski penjualan sedang turun, Astra berupaya mengantisipasi. Budi Rustanto, Analis Valbury asia Securities, dalam risetnya 10 Agustus 2015 mengatakan, ASII melalui anak usahanya Toyota Astra Motor (TAM) berupaya menurunkan persediaan kendaraan di level diler untuk menyeimbangkan antara pasokan dan permintaan konsumen.
Namun, tren penurunan penjualan tidak terlalu dirasakan oleh emiten yang sedang dalam tahap ekspansi yaitu PT Mitra Phinastika Mustika Tbk (MPMX) sebagai distributor mobil merek Nissan, Datsun dan sepeda motor Honda. Evan Lie Hadiwidjaja, Analis Sinarmas Sekuritas menilai, momentum ekspansi MPMX memang kurang didukung oleh kondisi makro ekonomi Indonesia.
Meski keadaan kurang mendukung, Evan optimis, penjualan mobil MPMX tetap akan naik. Sebab, MPMX tahun ini terus menambah jumlah diler mobil Nissan dan Datsun sehingga otomatis volume penjualan mobilnya juga akan terkerek.
Sementara volume penjualan sepeda motor MPMX di proyeksi masih akan relatif stabil. Sebab, “MPMX punya pangsa pasar yang kuat di Surabaya dan Nusa Tenggara Timur,” ujar Evan.
Pameran Otomotif
Dua pameran otomotif tahunan terbesar di Indonesia yang berlangsung bersamaan yaitu Indonesia International Motorshow (IIMS) dan Gaikindo Indonesia Internasional Autoshow (GIIAS) diyakini juga dapat menggairahkan penjualan otomotif nasional. Efek positif dari pameran otomotif tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu.
Menurut Evan, efek positif pameran otomotif ini relatif flat dibandingkan pameran otomotif tahun-tahun lalu, seperti IIMS. Sebab, saat ini daya beli masyarakat tengah tergerus. Kondisi ini diperparah dengan semakin terpuruknya kurs rupiah yang menyebabkan harga kendaraan semakin mahal.
Robertus mengungkapkan hal senada. Jumlah produk baru pada pameran kali ini tak sebanyak tahun lalu, sehingga kurang menggairahkan penjualan. Apalagi, mobil-mobil yang menjadi kontributor utama volume penjualan yaitu segmen low MPV seperti Xenia dan Avanza hanya berubah sebatas minor change alias facelift. “Jika hanya facelift masih kurang memberikan angin segar terhadap penjualan, beda dengan major change,” ujar Robertus.
Evan menambahkan, setidaknya kinerja penjualan mobil ASII dapat tergenjot pada pameran kali ini lantaran hadirnya sejumlah produk baru. Produk tersebut diantaranya Avanza, Xenia, dan Hilux.
Sementara Evan menilai, kebijakan Bank Indonesia (BI) yang melonggarkan porsi pembiayaan bank untuk kredit kendaraan bermotor dapat menjadi stimulus positif bagi penjualan. Efek dari kebijakan tersebut akan terasa secara gradual atau bertahap terhadap penjualan.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar