Catur Sentosa Pangkas Target 2015

economic 1

JAKARTA. Gejolak rupiah ikut menggoyahkan pertahanan bisnis PT Catur Sentosa Adiprana Tbk. Perusahaan ini memangkas target pertumbuhan penjualan 2015, dari semula 18% menjadi 4%-5% dari pencapaian 2014.

Dengan realisasi penjualan Rp 6,99 triliun di tahun 2014, berarti target penjualan Catur Sentosa tahun ini adalah sekitar Rp 7,27 triliun – Rp 7,34 triliun. Sementara target pertumbuhan 18% semula, setara dengan Rp 8,25 triliun.

Patut dicatat, sebelum memangkas target kinerja, manajemen Catur Sentosa lebih dahulu mengurangi dana belanja modal tahun.  “Kami harus lebih realistis, pertumbuhan ekonomi Indonesia saja saat ini hanya 4,7%, kalau disuruh melebihi ya, enggak bisa” kata Idrus H. Widjajakusuma, Sekretaris Perusahaan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk kepada KONTAN, (25/8).

Catur Sentosa berharap bisa memenuhi revisi target dengan mengandalkan dua sub bisnis; yakni bisnis distribusi barang konsumsi dan bisnis ritel Mitra 10. Alasan mereka, kebutuhan bahan bangunan untuk merenovasi rumah masih tetap ada, meski ekonomi melambat. Sementara barang konsumsi adalah kebutuhan yang cukup stabil.

Asal tahu saja, Catur Sentosa membagi bisnis dalam dua kategori utama, yakni bisnis distribusi dan bisnis ritel. Pada kategori bisnis distribusi, perusahaan itu menjalankan tiga sub bisnis yakni distribusi bahan bangunan, bahan kimia, dan barang konsumsi.

Sementara pada kategori bisnis ritel, Catur Sentosa memiliki dua sumber pemasukan. Keduanya adalah gerai Mitra 10 yang menjual bahan bangunan dan gerai Atria yang menjual produk furnitur.

Menilik laporan keuangan semester I-2015, total penjualan bersih Catur Sentosa adalah Rp 3,51 triliun. Pada periode tersebut, bisnis distribusi berkontribusi Rp 2,52 triliun sedangkan bisnis ritel berkontribusi Rp 1,02 triliun.

Khusus untuk performa bisnis distribusi barang konsumsi, Idrus membeberkan, bisnis itu tumbuh 54% pada semester I-2015. Kalau bisnis ritel Mitra 10 tumbuh 15,3%.

Sementara kontribusi pendapatan bisnis distribusi barang konsumsi adalah 16% terhadap total penjualan semester I-2015 yang sebesar Rp 3,51 triliun. Lantas, kontribusi bisnis ritel Mitra 10 adalah 29%. “Dalam lima tahun kedepan kami akan memaksimalkan pertumbuhan kedua lini bisnis ini,” tandas Idrus.

Mengerek harga jual

Selain mengandalkan performal internal, Catur Sentosa juga berharap siklus dewi fortuna kembali terjadi tahun ini. Catatan perusahaan itu, penjualan kuartal III dan kuartal IV biasanya akan mendaki.

Namun untuk kuartal III tahun ini, Catur Sentosa tak mematok pertumbuhan penjualan tinggi. “Karena bulan Juli 2015 kami jatuh banget karena Lebaran pas ditengah bulan,” dalih Idrus.

Pasca memangkas target kinerja menjadi lebih realistis, Catur Sentosa mengaku tak menemui tantangan bisnis lain. Perusahan berkode CSAP di Bursa Efek Indonesia tersebut tak melihat penguatan dollar Amerika Serikat yang melemahkan rupiah, sebagai tantangan.

Manajemen Catur Sentosa beralasan, hanya 10% transaski saja yang menggunakan mata uang The Greenback. Persentase itu sudah mencakup penjualan barang impor dan utang perusahaan. “Kalau untuk harga jual sudah kami naikkan dari awal tahun karena rupiah cukup fluktuatif,” beber Idrus.

Catur Sentosa belum berencana kembali mengerek harga jual produk impor di gerai mereka. Sebab, perusahaan itu mengaku, sebelumnya sudah mengambil margin di kisaran 30% tatkala menjual barang-barang impor.

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar