Realisasi penerimaan bea masuk, cukai, dan bea keluar hingga 8 September 2015 baru sebesar rp 103,76 triliun atau 53,21% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. Realisasi penerimaan paling jelek terjadi di bea keluar yang hanya sebesar Rp 2,78 triliun atau 23,1% dari target yang ditetapkan. Sementara bea masuk mencapai 56,48% dan cukai 54,87%.
Walau tak ada target yang tercapai, Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi masih yakin, outlook penerimaan bea cukai hingga akhir tahun ini sebesar 95%, tetap akan tercapai. Dengan outlook itu berarti realisasi penerimaan bea cukai selama 2015 akan sebesar Rp 185,25 triliun.
Heru yakin target 95% tercapai karena didorong oleh cukai rokok. Apalagi sebelumnya pemerintah telah memberlakukan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20/PMK.04/2015 tentang penundaan pembayaran cukai untuk pengusaha atau importir dengan cara pelekatan pita cukai. Dengan aturan ini maka pembayaran cukai tahun ini harus dilunasi tahun ini juga, alias tidak bisa ditangguhkan. Penerimaan cukai juga akan naik dengan adanya pilkada serentak. “Seperti pemilu pasti akan peningkatan konsumsi, salah satunya rokok,” ujarnya, Senin (14/9).
Untuk penerimaan dari pos bea keluar, Heru mengakui akan sulit tercapai karena harga barang komoditas terus turun. Apalagi harga minyak sawit juga turun sehingga bea keluar crude palm oil (CPO) tidak bisa diharapkan.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar