Jakarta. Perlambatan pertumbuhan ekonomi menurunkan penjualan mobil, tak terkecuali mobil niaga. Ketika penjualan mobil niaga melorot, tak pelak bisnis karoseri juga ikutan meloyo.
Sommy Lumadjeng, Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia bilang, selama ini mereka banyak menjual karoseri kendaraan niaga ke agen pemegang merek (APM). Saat pasar mobil niaga bagus, penjualan karoseri juga akan bagus. “Saat penjualan mobil niaga turun, penjualan kami pasti turun,” kata Sommy ketika dihubungi KONTAN Rabu (30/9).
Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), penjualan kendaraan niaga jenis truk dan bus Januari-Agustus 2015 turun 64% menjadi 52687 unit. Adapun periode yang sama tahun 2014 lalu, penjualan truk dan bus tercatat 82.309 unit.
Sommy menilai, penurunan penjualan merupakan pertanda penjualan karoseri juga turun. Sayang. Sommy tak hafal besar penurunan penjualan karoseri tersebut. Ia hanya memastikan, penurunan penjualan sejalan dengan penurunan penjualan kendaraan niaga.
Penurunan permintaan karoseri tersebut juga berpengaruh kepada operasional bengkel mereka. Sommy bilang, ketika pesanan karoseri turun, otomatis pekerjaan di bengkel juga akan berkurang. “Industri karoseri ini kerja borongan dan pegawainya kontrak,” ujar Sommy.
Mengenai lesunya pasar karoseri ini, Sommy berharap pemerintah serius mengatur penyerapan anggaran proyek infrastruktur. “Tolong serapan anggaran bisa direncanakan dengan baik agar sejak Januari sampai Desember proyek jalan terus, sehingga permintaan kendaraan komersial dan karoseri ada terus,” harap Sommy.
Biaya Produksi Naik
Selain pesanan menurun, industri karoseri juga tertekan kenaikan harga bahan baku akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Sommy bilang, 5%-10% bahan baku industri karoseri masih impor, seperti lampu.
Adapun bahan baku karoseri yang sudah diproduksi di dalam negeri adalah baja yang diproduksi PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Karena ada bahan baku impor, membuat industri ini terbebani jika terjadi perubahan kurs. “Sudah ada yang menaikkan harga jual, apalagi kalau Krakatau Steel menaikkan harga produk,” kata Sommy.
Pada kesempatan berbeda, Winston Wiyanta, Managing Director PT Delimajaya Karoseri Industri menyebut, omzet mereka periode Januari-September 2015 turun 30% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Namun, Winston tak mau memerinci nilainya.
Ada dua hal yang menyebabkan penjualan mereka turun. Pertama, belanja pemerintah lambat. “Portofolio bisnis kami 60% untuk pengadaan bus, truk, dan ambulan pemerintah, sisanya baru untuk swasta,” ujar Winston.
Kedua, ada perlambatan penjualan otomotif dan alat berat. “Kami juga memasok karoseri untuk alat berat yang saat ini penjualannya sedang turun,” tambahnya.
Untuk diketahui, pabrik Delimajaya Karoseri berlokasi di Bogor dengan kapasitas produksi sebanyak 100 unit per bulan. “Tahun lalu utilisasi pabrik kami bisa 80 unit per bulan, saat ini turun hingga 50 unit-60 unit per bulan,” ujar Winston.
Beberapa perusahaan yang telah memakai jasa karoseri Delimajaya Karoseri antara lain; Mitsubishi, Toyota, Hino, Daihatsu, dan Isuzu.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar