Sikap perbankan yang mendukung sektor batubara menjadi katalis positif
JAKARTA. Harga batubara belum beranjak jauh dari level terendah Tantangan permintaan di tengah perang melawan pemanasan global terus menghadang pergerakan harga batubara.
Mengutip Bloomberg, Selasa (3/11), harga batubara kontrak pengiriman Desember 2015 di ICE Futures Europe flat disbanding sehari sebelumnya, di US$ 53,15 per metric ton. Angka ini baru tumbuh 2,2% dibandingkan level terendahnya di US$ 52 per metric ton yang disentuh pada 20 Oktober 2015.
Batubara menghadapi tantangan berat. Maklum, komoditas ini dimulai dihindari karena mengakibatkan tingkat polusi tinggi. Beberapa perbankan dunia termasuk Citi group Inc dan Bank of America Corp berkomitmen mengurangi pembiayaan bagi proyek batubara.
Goldman Sachs Group Inc juga berjanji lebih selektif dalam membiayai industry batubara. Meskipun, dalam pernyataan terbaru, Goldman Sachs melihat batubara tetap menjadi sumber utama penghasilan daya yang paling terjangkau di kalangan negara berkembang.
Guntur Tri Hariyanto, Analis Pefindo, melihat Goldman Sachs lebih realitis. “Bagaimanapun batubara merupakan bahan bakar termurah dan paling banyak digunakan oleh negara berkembang, “ ujar Guntur.
Pernytaan Goldman menurut Guntur bisa menjadi sentiment positif bagi harga batubara dalam jangka pendek. Pada akhirnya, keseimbangan pasokan dan permintaan yang akan menentukan harga.
Sementara Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, pernyataan Goldman memperlihatkan bahwa perbankan tidak sepenuhnya menarik pembiayaan ke sektor batubara.
Jangka Pendek
Menjelang musim dingin, Guntur melihat, peluang kenaikan permintaan di negara-negara dengan empat musim. Tapi, prospek harga batubara dalam jangka pendek belum cukup kuat, mengingat belum menembus level US$ 54 per metric ton atau level tertinggi sejak September.
Andri juga melihat, sebagian negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan India, masih menggantungkan pembangkit energy pada batubara. Di Indonesia, beberapa perusahaan tambang batubara membangun pembangkit listrik berbasis batubara untuk mempertahankan pendapatan. Ini dapat menopang harga batubara. Meskipun di sisi lain, negara-nagara Eropa rajin melobi China untuk ikut mendukung perjanjian energy terbarukan.
Secara teknikal Andri melihat, batubara sepekan ke depan berpotensi menguat terbatas.Harga berada di atas moving average (MA) 50 namun melewati MA100 dan berada di baah MA200. Stochastic netral dengan RSI bergerak naik di atas level 50. MACD berada di area positif.
Pada Kamis (5/11) Andri memproyeksikan harga batubara bergerak di rentang US$ 53,00 sampai US$ 53,50 per metric ton dan US$ 52,80-US$ 54,00 dalam sepekan kedepan. Proyeksi Guntur harga batubara bergulir di US$ 52,00-US$ 55.00 dalam sepekan.
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar