Ekonomi 2015 tumbuh lebih rendah

16ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 4,9% menjadi 4,8%

JAKARTA. Realisasi belanja pemerintah pada akhir tahun menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun ini. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, di kuartal terakhir 2015 pertumbuhan ekonomi RI akan mencapai angka 4,8%.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal sebelumnya, proyeksi BI ini lebih tinggi sedikit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal pertama sebesar 4,72%, lalu turun di kuartal kedua menjadi 4,67%. Pertumbuhan kembali naik di kuartal ketiga menjadi 4,73%.

Deputi Gubernur Bidang Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, pengeluaran pemerintah menjadi pendorong utama pertumbuhan di kuartal terakhir, yang diperkirakan sebesar 4,8%. Namun, kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia cuma 10%-11%.

Sumbangan terbesar masih datang dari konsumsi masyarakat yang pada kuartal keempat diproyeksikan lebih stabil. Data BPS menunjukkan konsumsi masyarakat di kuartal I 2015 sebesar 5,01% (yoy), turun menjadi 4,97% pada kuartal II dan 4,96% pada kuartal III. Yuda bilang, meski cenderung stabil, konsumsi masyarakat kuartal keempat sedikit lebih tinggi dibanding kuartal  sebelumnya.

Apalagi hasil survei konsumen BI beberapa waktu lalu  mengindikasikan tingkat keyakinan konsumen pada November 2015 menguat dibandingkan bulan sebelumnya.

Optimisme terbangun karena didorong membaiknya harapan akan ketersediaan lapangan kerja. Juga adanya perbaikan indeks penghasilan dan pembelian barang tahan lama. “Stabil di kisaran 5%,” kata Juda, Jumat (4/12).

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 4,8%, maka pertumbuhan ekonomi 2015 hanya akan mencapai sebesar 4,73%.

 

Realisasi belanja minim

Optimisme Bank Indonesia terhadap kinerja belanja pemerintah tidak sejalan dengan perkiraan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB). ADB menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari sebelumnya 4,9% menjadi  4,8%.

Penyebabnya adalah belanja pemerintah yang dinilai tidak akan maksimal. Menurut lembaga ini, sampai akhir tahun belanja modal pemerintah hanya akan terserap 80%-85%.  Angka itu didasari pada realisasi penyerapan anggaran per 31 Oktober 2015.

Data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemkeu) menunjukkan, hingga 31 Oktober 2015 realisasi belanja pemerintah pusat baru mencapai 62,9% dari target atau sebesar Rp 829,9 triliun. Dari jumlah itu realisasi belanja modal hingga periode yang sama baru mencapai 39,2% dari target atau Rp 99,1 triliun.

Jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar dari Rp 930 triliun, angka tersebut  memang lebih rendah. Namun realisasi belanja modal hingga Oktober 2015 mengalami peningkatan dari periode sama 2014 yang sebesar Rp 71,4 triliun.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, pengeluaran pemerintah pada kuartal keempat 2015 memang membaik. Itu terlihat dari berkurangnya saldo pemerintah di BI dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember mendatang, juga membantu pengeluaran pemerintah. “Pembelian semen dilakukan, tetapi belum dibangun atau masih ditumpuk. Nanti kalau menang baru dibangun. Menjelang Pilkada semua ada pembangunan,” tutur dia.

Konsumsi masyarakat pada kuartal keempat juga akan mengalami peningkatan karena didorong adanya diskon menjelang Natal dan tahun baru. Dengan momentum tersebut, perusahaan menginginkan volume penjualan lebih tinggi.

Lana memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat tahun ini akan mencapai 4,83%. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan mencapai 4,73%.

 

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar