
JAKARTA. Jelang pengumuman pertumbuhan ekonomi tahun 2015 oleh Badan Statistik Nasional (BPS), sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN memprediksi: pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2015 hanya di bawah target pemerintah, 4,7%-5,1%.
Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 hanya akan di level 4,7%. Tekanan daya beli menggerus konsumsi dalam negeri. Alhasil, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya disokong belanja pemerintah dan investasi.
Konsumsi hanya mampu memberikan kontribusi mini atas pertumbuhan ekonomi . Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 diperkirakan hanya 4,89%, minus 1,77% dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015.
Dengan asumsi itu, pertumbuhan ekonomi 2015 di 4,72%. Pada tahun 2015, Lana bilang, pertumbuhan ekonomi lebih didorong belanja pemerintah dan investasi. “Belanja pemerintah jadi faktor utama,” ujarnya, Rabu (3/2).
Apalagi penyerapan belanja modal pemerintah selalu lebih besar di akhir tahun. Tercatat, sampai Desember 2015, realisasi belanja modal mencapai atau Rp 209 triliun atau 82,7% pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang sebesar Rp 252,8 triliun.
Sedangkan realisasi belanja pegawai mencapai Rp 186,5 triliun atau 101,5% dari pagu Rp 183,7 triliun dan belanja barang terealisasi Rp 232,2 triliun atau 89,5% dari pagu Rp 259,4 triliun.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2015 mencapai 4,85% sehingga pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2015 di kisaran 4,74%. Pertumbuhan ekonomi 2015 tidak mencapai level 5% karena realisasi belanja pemerintah berbanding terbalik dengan konsumsi masyarakat.
Belanja APBNP 2015 dinilai tidak mampu mendorong daya beli masyarakat. Inilah yang menyebabkan dorongan konsumsi masyarakat yang selama ini selalu berkontribusi sekitar 50% pertumbuhan, diperkirakan akan melemah.
Kondisi ekonomi yang sulit, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK), pelemahan harga komoditas, suku bunga tinggi, menjadi sejumlah alasan yang membuat ekonomi tidak bisa tumbuh lebih tinggi lagi.
Lalu bagaimana dengan tahun ini? Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai target pertumbuhan ekonomi tahun ini masih cukup realistis yaitu 5,3%. Untuk bisa mencapai target itu, belanja modal harus bisa mendorong ekonomi dan menjaga konsumsi masyarakat.
Josua juga yakin ekonomi tahun ini lebih baik di kisaran 5%. Hal ini seiring upaya pemerintah mendongkrak ekonomi.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar