Laju Penjualan Sedan Semakin Melambat

JAKARTA – Penjualan mobil sedan kembali melambat di awal tahun 2016. Hampir seluruh merek mobil yang menjual sedan melaporkan penurunan penjualan. Hingga akhir tahun, pasar mobil sedan diprediksi tak jauh berubah ketimbang penjualan sedan tahun 2015 lalu.

Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil sedan sepanjang Januari 2016 hanya laku 581 unit. Angka penjualan ini merosot 55% ketimbang pencapaian penjualan sedan di Januari tahun 2015 lalu yang tercatat sebanayak 1.057 unit.

Salah satu factor yang membuat pasar mobil sedan ini lesu adalah, harga jualnya yang lebih mahal ketimbang mobil lain. Kondisi ini terjadi karena penjualan sedan dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM). Ambil contoh, untuk sedan bermesin di bawah 1.500 cc dikenakan PPnBM sebesar 30% dari harga jual.

Selain pajak yang tinggi, masalah lainnya adalah, rata-rata mobil sedan masih impor, baik impor utuh alias completely built up (CBU) atau impor rakitan atau completely knocked down (CKD).

Kondisi ini membuat harga jual sedan rawan gejolah nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Atas pertimbangan inilah, pengusaha otomotif tak berambisi mengejar penjualan mobil di segmen sedan.

“Pasar penjualan sedan kurang lebih sama dengan kondisi tahun lalu,” kata Davy J Tuilan, 4W Deputy Managing Director PT Suzuki mengusung merek Neo Baleno, Ciaz, serta Kizashi di segmen pasar sedan.

Sepanjang Januari 2016 lalu, Suzuki hanya mencatat satu unit penjualan, yakni sedan Ciaz yan diluncurkan pada Agustus 2015 lalu. Untuk menggenjot penjualan sedan, Suzuki sedang melakukan penjajakan ke perusahaan  taksi. Namun Davy enggan memerinci rencana ini.

Menanggapi pasar sedan yang lesu ini, Jongkie Sugiarto, Ketua Gaikindo mengklaim telah mengajukan keringanan berupa penurunan tariff PPnBM sedan kepada pemerintah. Namun, permintaan tersebut belum direspon. “Kami sudah dialog dengan pemerintah. Agar penambahan produksi mobil tak hanya untuk multi pupose vehicle(MPV) saja, namun juga bisa produksi sedan kecil dan mobil sport utility vehicle (SUV) yang arahnya nanti bisa ekspor,” kata Jongkie.

Jika PPnBM sedan turun, Jongkie berharap kapasitas produksi mobil yang masih kosong bisa digunakan untuk produksi sedan. Asal tahu saja, kapasitas produksi mobil Indonesia mencapai 1,9 juta unit, namun utilisasinya baru 63% atau 1,2 juta unit.

Kondisi pasar sedan yang tak bergairah juga disampaikan Steve Ardianto, Vice President PT Nissan Motor Indonesia. “Saya melihat masyarakat Indonesia sudah telanjur kurang sreg dengan sedan,” kata Steve.

Namun begitu, Steve tak mau menyerah, ia menyasar penjualan sedan ke perusahaan taksi. Alhasil, tahun ini, Nissan telah mendulang pesanan sekitar 1.000 unit sedan Nissan Almera dari perusahaan taksi Blue Bird.

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , ,

Tinggalkan komentar