
JAKARTA. Laju deflasi yang terjadi pada Februari 2016 lalu sepertinya tidak akan berlanjut. Alhasil, pada Maret 2016 berpotensi inflasi.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, survey pemantauan harga pada pekan kedua Maret 2016 menunjukkan terjadi inflasi. Namun menurut Juda, inflasi yang terjadi masih tergolong rendah. “Besaran inflasi hanya sekitar 0,05%,”kata Juda akhir pekan lalu.
Menurut Juda, selama dua pekan pertama bulan ini, tidak ada factor istimewa penyebab inflasi. Hanya satu factor pemicu inflasi sepanjang dua pekan pertama bulan ini, yakni gejolak harga bahan pangan.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan harga beberapa komoditas pangan masih mengalami kenaikan. Harga rata-rata cabai merah besar, misalnya, per 12 Maret 2016 sekitar Rp 51.000 per kilogram (kg). Padahal di awal Maret 2016 lalu, harganya masih sekitar Rp 40.000 perkg.
Selain itu, harga bawang merah juga menunjukkan kenaikan. Pada awal Maret lalu harga komoditas ini masih sekitar Rp 34.000 per kg dan per 12 Maret 2016 naik menjadi Rp 37.000 per kg.
Sementara itu, dari sisi harga yang diatur pemerintah (administered price), ada beberapa harga yang malandai mulai 1 Maret 2016. Penurunan ini terjadi pada tariff tenaga listrik pada 12 golongan tariff, turun Rp 26-Rp 41 per kilowatt hour (kWh) dibandingkan Februari 2016.
Selain itu, per 1 Maret 2016 lalu, PT Pertamina juga menurun harga bahan bakar minyak (BBM) khusus untuk RON 90, yaitu Pertalite dan RON 92 atau Pertamax, sekitar Rp 100-Rp 200 per liter. Namun, harga BBM jenis premium dan solar tetap.
Bila menurut pengalaman dalam empat tahun terakhir, pada Maret trennya terjadi inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2015 terjadi inflasi 0,17%. Pada Maret 2014 tercatat inflasi 0,08%. Sementara itu, inflasi pada Maret 2013 tercatat 0,63%, dan Maret 2012 terjadi inflasi sebesar 0,07%.
Inflasi yang tinggi pada Maret 2013 disumbang oleh kenaikan harga yang cukup tinggi pada tiga komoditas, yaitu bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit akibat kelangkaan pasokan serta kebijakan penataan impor oleh pemerintah.
Sementara itu, deflasi yang terjadi pada Maret 2011 disebabkan oleh penurunan harga beberapa kebutuhan pokok seperti cabai dan beras.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo bilang, peluang deflasi akan berlanjut hingga Maret 2016. Sebab Maret 2016 merupakan musim panen sehingga harga komoditas pangan turun.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar