JAKARTA – Emiten tambang batubara PT Baramulti Suksessarana Tbk tahun ini akan mengecilkan porsi penjualan ke India menjadi 50%-60%. Sebaliknya, mereka menambah porsi domestik tahun ini yang tahun lalu hanya 6,74%.
Direktur Keuangan Eric Rahardja mengatakan, tahun ini, porsi penjualan domestic diharapkan bisa mencapai 30-40%. “Penjualan domestic yang kita incar untuk power plant, beberapa industry seperti pabrik semen,” kata Eric, Selasa (15/3).
Tambahan penjualan di dalam negeri ini lantaran perusahaan ini melihat harga batubara acuan (HBA) lebih menarik ketimbang harga ekspor. Di sisi lain persaingan pemasok batubara khususnya di India sangat ketat sehingga pembeli di sana menekan harga. “Karena itu, pasti banyak yang merelokasi pasar ke domestik,” katanya.
Selain meningkatkan jualan di dalam negeri, tahun ini perusahaan berkode saham BSSR kembali mengincar pasar China. Targetnya tidak muluk-muluk. “Kalau bisa dapat 10% dari China pasti akan lebih bagus,” jelas Direktur Utama BSSR Henry Angkasa.
Meski melakukan reposisi pasar ekspor dan domestic perusahaan ini tak akan agresif dalam produksi tahun ini. BSSR menargetkan produksi tahun ini sekitar 8,6 juta ton. Dengan perincian, 1,5 juta ton dari Blok Bara I dan 2 di Kalimantan Timur dan 7,1 juta ton dari anak usahanya PT Antang Gunung Meratus (AGM). Target produksi tersebut tidak naik jauh dari realisasi tahun lalu sebesar 7,77 ton.
Eric jua menyatakan, BSSR juga tidak hanya focus pada pertambangan, tetapi juga infrastruktur. Tahun lalu melalui anak usahanya, AGM telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur utama untuk transportasi batubara dari tambang ke pelabuhan.
Untuk mendukung bisnis tahun ini, BSSR mengalokasikan belanja modal US$ 6,6 juta. Dana ini diantaranya akan dipakai untuk membangun fasilitas infrastruktur senilai US$ 2,85 juta. Sementara untuk beli mesin dan alat berat US$ 1,1 juta. Adapun untuk dukungan bagi fasilitas lain mencapai US$ 2,65 juta.
Belanja modal yang dialokasikan tahun ini memang lebih kecil ketimbang 2015 yang sebesar US$ 7,02 juta. Dana belanja modal 2015 mereka pakai untukmembangun conveyor dan macgrego crane senilai US$3,975 juta, lalu untuk crushing plant US$ 1,159 juta sisanya fasilitas pendukung US$ 1,036 juta.
Eric menyebut ke depan tak menutup kemungkinan bagi perusahaan ini untuk ekspansi ke pembangkit listrik, tapi melalui induk perusahaan Baramulti Group. “Kami focus ke core bisnis kami yaitu pertambangan saja,” katanya.
Sepanjang 2015 BSSR mencetak penjualan Rp 259,02 juta, naik 19,3% dari 2014 sebesar US$ 217,11 juta. Sementara laba bersih naik 9,8 kali menjadi US$27,38 juta.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar