Konsumen Tak Optimis Soal Penghasilan

JAKARTA. Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) bulan April 2016 melemah 0,8 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Meski melemah, nilai indeks itu berada di batas optimis lantaran angkanya di atas 100 poin, yaitu 109.

Peningkatan indeks ketersediaan lapangan pekerjaan sebesar 0,7 poin menjadi penopang optimisme konsumen bulan lalu. Sementara itu indeks penghasilan dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama masing-masing turun 4,6 dan 1,8 poin.

Optimisme konsumen terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan juga menjadi penopang perbaikan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan. Survei BI menunjukkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) enam bulan mendatang meningkat 0,1 poin dibanding bulan sebelumnya.

Peningkatan itu didorong penngkatan indeks ekspektasi ketersediaan lapangan pekerjaan sebesar 2,3 poin. Sedangkan indeks ekspektasi penghasilan dan kegiatan usaha mengalami penurunan masing-masing 0,9 dan 1,2 poin.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Eko Listiyanto berpendapat, hasil survey itu mengindikasikan konsumen masih menilai ekonomi belum sebagus yang diperkirakan. Sebab, meski optimism lapanagan pekerjaan meningkat, namun optimism terhadap penghasilan melemah. “Income berkurang karena ekonomi lesu. Mereka tetap bekerja tapi pendapatan berkurang. Bisa karena laba perusahaan cenderung menurun,” kata Eko, akhir pekan lalu.

Optimistis lapangan pekerjaan enam bulan ke depan, dipicu adanya perbaikan investasi. Peningkatan investasi ditunjukkan laporan realisasi investasi triwulan pertama 2016 mencapai Rp 146,5 triliun, naik 17,6% dibandingkan periode sama tahun 2015.

Meski optimism konsumen terhadap lapangan pekerjaan membaik, Eko memproyeksikan jumlah pengangguran tahun ini tetap akan meningkat. Perkiraan itu disebabkan karena ekonomi tahun ini akan lebih mengarah ke sektor komunikasi dan transportasi yang sedikit menyerap tenaga kerja. Sementara sektor pertanian dan industry sebagai sektor menyerap tenaga kerja besar, tidak mengalami perbaikan signifikan.

Sektor infrastruktur akan meyerap tenaga kerja, namun memerlukan proses lebih lama dan penyerapan tenaga kerjanya tidak begitu banyak. Untuk itu pemerintah perlu focus di sektor industry dan pertanian untuk mengurangi penagngguran dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke arah 5%. “UKM jadi tumpuan yang bagus,” katanya.

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar