
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada April 2016 sebesar US$ 319 miliar, tumbuh sebesar 6,3% dari bulan April 2015.
Berdasarkan jangka waktu asal, ULN jangka panjang pada April 2016 tercatat US$ 279,3 miliar, tumbuh 8,3% ketimbang April 2015. Sementara ULN jangka pendek sebesar US$ 39,7 miliar, turun 5,5% dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu berdasarkan kelompok peminjamnya, posisi ULN sektor swasta tercatat sebesar US$ 165,2 miliar turun 1,1% dari April 2015. Sedangkan ULN pemerintah US$ 153,8 miliar tumbuh 15,7% dari April 2015. “BI memandang ULN pada April 2016 masih cukup sehat, namun perlu diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional,” kata Tirta Segara Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, dalam keterangan resminya akhir pekan lalu.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, menurunnya ULN jangka pendek semakin baik. Ia berharap kedepan ketergantungan Indonesia terhadap ULN semakin berkurang sehingga ULN jangka panjang juga bisa berkurang. Ia menambahkan, peningkatan ULN pemerintah pada April 2016 disebabkan oleh adanya penerbitan surat utang untuk menutup defisit anggaran. Sementara itu, penurunan ULN swasta disebabkan oleh pembayaran utang oleh swasta, tetapi belum ada tambahan utang dari korporasi. Hal ini mengindikasikan aktivitas swasta yang masih lesu karena masih lemahnya permintaan domestik.
Sumber: Harian Kontan 20 Juni 2016
Penulis: Adinda Ade Mustami
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar