Apa Lagi Setelah Ini?

Presiden Joko Widodo boleh jadi selalu punya ramuan ajaib yang bisa meningkatkan gairah bursa saham. Empat di antaranya ialah proyek infrastruktur, paket deregulasi ekonomi, program amnesty pajak, plus pengangkatan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Sejauh ini jampi-jampi itu berhasil menyalakan euphoria bursa. Ibarat kata, pu jo pa ja pu … wuss, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melenting tinggi!!

Awal tahun lalu, sebagai contoh, IHSG menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sentimen proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah berandil dominan mengangkat indeks saham.

Pun kali ini, bonanza kembali datang dari bursa saham. Kemarin, IHSG naik 2,79% menjadi 5.361,58. Dihitung sejak awal tahun ini, indeks saham naik 16,7% dan 11,69% dalam setahun terakhir.

Dana asing juga deras membanjiri pasar saham, masuk surat utang, reksadana serta portofolio financial lainnya. Total jenderal, lebh dari Rp 100 triliun dana asing masuk pasar keuangan local di tahun ini saja.

Padahal, kinerja para emiten maupun profil ekonomi dalam negeri tak bagus-bagus amat. Alhasil, sejumlah analisis menilai, sentiment amnesty pajak dan kembalinya Sri Mulyani dalam Tim Ekonomi Kabinet sebagai bahan bakar bullish di pasar saham kali ini.

Yang patut dicatat, keberhasilan proyek infrastruktur, paket deregulasi ,maupun program tax amnesty masih perlu pembuktian. Persoalannya, pelaksanaan sejumlah hal tadi, belum berkorelasi langsung dengan pemulihan industry, mengerem tren PHK, dan meredam gejolak harga pangan. Padahal berbagai persoalan itu tengah menanti penuntasan segera dan riil adanya.

Ihwal meredupnya dunia industry, sebagai contoh, kini banyak di antaranya yang menutup usaha dan beralih sebagai pedagang dan importer. Seorang pebisnis kawasan industry bercerita, ia awalnay mengalokasikan 70% lahan untuk area pabrik, 20% untuk pergudangan, dan selebihnya tempat tinggal.

Tahun ini dia harus mengubah planning akiat 80% permintaannya untuk gudang. “Permintaan gudang laris banget. Industrial estate untuk pabrik makin lesu,” kata dia.

Moral cerita, euphoria dan bonanza di bursa saham terasa hampa jika saat bersamaan banyak pabrik tutup  digantikan gudang barang impor. Dus, what’s next? Apa lagi setelah proyek infrastruktur, paket deregulasi dan tax amnesty? Ini tantangan konkret dan tak butuh sekadar sentiment positif.

Penulis: Barly Haliem Noe

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Pengampunan pajak

Tag:, , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar