Lahan Industri Banyak Untuk Pergudangan

Hasil gambar untuk industri pergudangan

Penggunaan lahan industri untuk bisnis pergudangan makin meningkat

JAKARTA. Pebisnis kawasan industri berharap, penjualan lahan industri di semester kedua tahun ini bisa lebih baik dibandingkan periode sebelumnya.

Menurut Sanny Iskandar, Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia, saat ini sejumlah investor siap membeli lahan industri. “Beberapa investor di semester II ini sudah siap bertransaksi. Tiga sampai empat bulan kami berharap ada peningkatan,” katanya, kepada KONTAN, Selasa (20/9).

Meski ada lonjakan penjualan, menurut Sanny, kebanyakan lahan industri justru bukan untuk pendirian pabrik, tapi sebagai pergudangan atau logistik. Ia khawatir dengan kondisi tersebut. Ini menunjukkan semakin banyak perusahaan perdagangan yang masuk ke Indonesia, ketimbang investor manufaktur.

Kondisi ini terjadi lantaran investor manufaktur masih belum bisa mendapatkan ragam pilihan dalam menentukan lahan industri yang tepat. Misalnya, soal fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai. Belum lagi masih adanya pungutan di areal kawasan industri. “Kondisi ini seharusnya bisa dihindari,” kata Sanny.

Sayang, ia tidak merinci komposisi penjualan lahan industri baik untuk pergudangan atau pabrik. Namun, riset Colliers Indonesia, mengungkapkan, dari total seluruh penjualan lahan industri di kawasan Jabodetabek, Karawang dan Serang di kuartal II-2016, sekitar 48% untuk kawasan pergudangan.

Menurut Ferry Salanto, Direktur Riset Colliers Indonesia, lonjakan bidang logistik di kawasan industri tidak terlepas dari tren bisnis belanja online yang semakin marak di pasar Indonesia. Sejumlah perusahaan bisnis online dan perusahaan logistik juga berani membenamkan investasi di pergudangan. “Kondisi ini menyebabkan kebutuhan gudang semakin banyak,” katanya ke KONTAN.

Sewakan Gudang

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) juga mengakui terjadi pergeseran kegiatan bisnis di lahan industri yang lebih fokus ke kegiatan pergudangan. Untuk menyiasati penjualan lahan industri yang lesu di awal tahun ini, pengembang ini membuat kawasan pergudangan sewa. “Untuk pergudangan, Fase I sebesar 35.000 meter persegi sejumlah 16 unit sudah tersewa habis di semester I,” kata Erlin Budiman, Hubungan Investor Surya Semesta, kepada KONTAN, Selasa (20/9).

Para penyewa, berasal dari perusahaan logistik dan elektronik dari China dan Jepang. Adapun untuk harga, Surya Semesta membeli dengan harga Rp 75.000 per meter persegi (m2).

Melihat kondisi ini, Surya Semesta juga sudah menambal areal pergudangan seluas 28.000 m2 yang terbagi atas 12 unit gudang yang siap sewa. Sementara untuk lahan khusus industri belum dikembangkan. Padahal perusahaan ini masih punya lahan industri seluas 150 hektare (ha).

Kondisi berbeda terjadi di PT Puradelta Lestari Tbk. Menurut Tondy Suwanto, Direktur Puradelta Lestari, bisnis pergudangan di kawasan Deltamas tidak terlalu prospektif, lantaran semakin banyak kawasan lain yang menawarkan properti tersebut. “Memang kurang berprospek,” katanya ke KONTAN.

Menurutnya, lahan industri di areal ini lebih cocok bagi pebisnis industri. Tak heran bila Astra Honda Motor membeli 38,3 hektare lahan industri dari Puradelta.

Tanpa merinci nilai penjualan, Tondy menyebut bahwa harga jual lahan industri di kawasan Deltamas saat ini berkisar antara Rp 2,3 juta hingga Rp 2,6 juta per m2. Sedangkan untuk sewa lahan antara Rp 75.000 – Rp 85.000 per m2.

Nah, ia berharap, penjualan lahan industri di paruh kedua tahun ini bisa lebih baik dibandingkan  semester I. Saat ini, Puradelta sudah menjual sekitar 50,7 hektar kawasan industri. Adapun target sampai akhir tahun ini adalah bisa terjual 70 hektar. Saat ini luas lahan industri Puradelta 1.650 hektar.

Sumber : Harian Kontan 21 September 2016

Penulis : Elisabeth Lisa Listiyani

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , ,

Tinggalkan komentar