
JAKARTA. Di tengah penjualan properti yang lesu sepanjang tahun ini, sejumlah emiten properti tetap mengandalkan penjualan segmen residensial. Penjualan rumah tapak diyakini kembali naik pada kuartal IV 2016. Bahkan, proyeksi tahun depan, segmen residensial bisa menyumbang pendapatan terbesar.
PT Ciputra Development Tbk (CTRA) pun lebih optimistis menghadapi tahun depan. Tulus Santoso, Sekretaris Perusahaan CTRA, bilang, penurunan suku bunga dan program amnesti pajak bisa mengerek prapenjualan di 2017 sebesar 15%-20% dibanding 2016. Selama ini mayoritas pendapatan CTRA berasal dari segmen residensial. “Dari awal tahun kami sudah mendapatkan dukungan bunga yang relatif rendah dan tax amnesty,” kata Tulus kepada KONTAN, Senin (18/10).
Hingga kuartal III 2016, CTRA hanya bisa meraih prapenjualan sekitar Rp 4,2 triliun. Angka ini setara 46,67% dari target 2016 yang mencapai Rp 9 triliun. CTRA akan berusaha menutup kekurangan target tahun ini dengan meluncurkan lima proyek baru di triwulan IV.
Keyakinan serupa juga datang dari PT Modernland Realty Tbk (MDLN). Emiten yang baru saja menyepakati pembentukan perusahaan patungan dengan PT Astraland Indonesia terkait pengembangan lahan Jakarta Garden City di Jakarta Timur itu optimistis, segmen residensial bisa menyumbang pendapatan berkisar 60%-70% pada tahun depan. Mereka berencana mengembangkan lahan tersebut jadi proyek mixed use yang terdiri dari perumahan, apartemen, dan area komersial. “Pemasaran akan dilakukan tahun depan, dengan target kalangan menengah atas,” ujar Cuncun Wijaya, Sekretaris Perusahaan MDLN.
Tahun ini, dengan kerjasama tersebut, MDLN sudah melampaui target prapenjualan yang dibidik sebesar Rp 4,1 triliun. Sampai pertengahan Oktober, MDLN meraih prapenjualan Rp 4,3 triliun.
Sementara PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) tahun depan bakal fokus memasarkan produk residensial utnuk kalangan menengah atas, dengan harga jual mulai dari Rp 1 triliun hingga Rp 1,3 triliun per unit. MTLA sudah menyiapkan kluster baru dari setiap proyek yang mereka miliki. “Saya pikir tahun depan masih akan baik, terutama residensial menengah atas sebagai efek tax amnesty,” ucap Olivia Surodjo, Direktur MTLA.
Sejak Agustus, menurut Olivia, penjualan properti mulai membaik. MTLA mendulang prapenjualan Rp 1,05 triliun dari target Rp 1,32 triliun. Perbaikan itu akan terus meningkat seiring peluncuran satu kluster baru di kawasan Cibitung akhir tahun ini.
Hanya PT Jaya Real Property Tbk (JRPT) yang masih berhati-hati melihat prospek di tahun depan. Mereka melihat efek program pengampunan pajak belum terasa.
Arum Prasasti, Sekretaris Perusahaan JRPT, menyatakan, tahun depan perusahaan akan kembali mengembangkan kawasan Bintaro yang memiliki cadangan lahan sekitar 500 hektare (ha) dan wilayah Pasar Kemis dengna cadangan lahan 1.500 ha. Tapi, “Kami optimistis tahun depan bisa tumbuh 10% dibanding tahun ini,” ujar Arum.
Sumber : Harian Kontan 18 Oktober 2016
Penulis : Putri Werdiningsih
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar