“Majukan Ekonomi Perlu Pengorbanan”

majukan-ekonomi-perlu-pengorbanan

Sekprov: Tinggal Bagaimana Meminimalisasi Dampak Lingkungan

SAMARINDA –Perekonomian Kaltim selalu maju dengan pola pengorbanan terhadap dampak lingkungan. Layaknya kejayaan era kehutanan, minyak dan gas (migas), hingga batu bara. Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim Rusmadi menyatakan, ekonomi yang maju memang selalu perlu pengorbanan. Tinggal, kata dia, bagaimana meminimalisasi dampak lingkungan.

Rusmadi mengatakan, pelemahan ekonomi global yang salah satunya dipicu penurunan harga komoditas pertambangan beberapa waktu lalu, berpengaruh besar terhadap ekonomi Kaltim. Bahkan, dalam dua tahun terakhir, angka pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan ke arah minus.

Artinya, ucap mantan kepala Badan Pereekoncanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim itu, harga komoditas pertambangan besar pengaruhnya. Jadi, dalam jangka panjang, pertambangan minyak dan gas (migas) dan batu bara akan tetap menjadi komoditas yang digarap di Kaltim, namun dengan kewajiban bagi pengusaha untuk lebih ke arah hilirisasi.

“Kalau adanya kilang minyak di Kaltim, okesaja. Sementara batu bara, sekarangkan kewenangannya sudah ada pada kami (pemerintah provinsi, untuk pemberian izin). Jadi, pertambangan akan lebih bisa diarahkan ke industridownstream,” ulas dia, saat dihubungi Kaltim Post, Minggu (27/11).

Nah, menurut Rusmadi, seperti adanya kabar investasi semen di daerah Kutim yang beberapa waktu lalu memancing simpati masyarakat, juga merupakan wujud upaya pemerintah untuk mendorong perekonomian. Namun jelas, pemerintah tidak akan asal-asalan memberi izin tanpa adanya perhitungan terhadap dampak lingkungan.

Dikatakannya, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) pemerintah saat ini sudah tak kuat. Dan, itu memang tak patut diharap, sehingga investasi swasta yang perlu dilirik. “Makanya, masyarakat harus objektif pada isu adanya investasi semen itu. Sebab, ekonomi harus bergerak, ya pasti memanfaatkan ruang di bumi, tentu mengganggu lingkungan,” ucapnya.

“Tapi, tentu dampak kerusakan lingkungan bakal diminimalisasi. Kalau ada potensi semen di kawasan karst, belum tentu semuanya digarap. Ada bagian yang dilindungi, ada juga yang dampaknya kecil,” timpal dia lagi.

Ditegaskannya, semua perhitungan dari sisi ekonomi dan lingkungan, bukan hanya berdasar geologi. Semua diperhitungkan supaya gangguannya kecil. “Mana ada di dunia ini yang tak ada gangguannya (untuk menggerakkan perekonomian). Semua itu adalah pilihan,” ungkap dia.

Kuncinya, papar Rusmadi, perkembangan ekonomi saat ini ada di investasi swasta. “Beberapa tahun ini belum cerah ekonomi di Kaltim. Bukannya pesimistis, tapi kita juga harus usaha. Apalagi terkait imbas itu terhadap fiskal. Perekonomian masyarakat juga terhambat kalau belanja pemerintah sulit,” ulas dia.

Diterangkan, APBD 2016 yang sebelumnya sekira Rp 11,9 triliun, telah dipangkas menjadi Rp 7,5 triliun. Hal ini berimbas ke berbagai kegiatan pembangunan yang membuat kegiatan ekonomi merasakan dampaknya. (mon/lhl/k15)

Sumber: Prokal.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar