
Tren penutupan toko-toko ritel antara lain Lotus, Seven eleven, Matahari juga Debenhams tak hanya terjadi di Indonesia. Perusahaan riset dan informasi, Nielsen menyebut ini adalah tren global, ritel di luar Indonesia pun mengalami hal yang sama.
Marketing Effectiveness Lead, Nielsen Growth Markets Prashant Singh mengatakan, tren global menunjukkan ritel-ritel global juga department store pun tutup. Prashant mengatakan, tren ini disebabkan oleh proximity retail, saat masyarakat lebih memilih untuk belanja di tempat yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal.
Prashant menjelaskan, ritel besar, supermarket, hypermarket digambarkan seperti kotak yang besar. Barang yang dijual di ritel besar itu pun bisa didapatkan di minimarket yang dekat dengan lingkungan tempat tinggal masyarakat.
“Supermarket menjadi lebih kecil, dan toko-toko yang dekat dengan lingkungan rumah justru semakin banyak,” tutur Prashant di acara AdAsia di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Rabu (8/11/2017).
Prashant mengatakan, masyarakat kini ingin mendapatkan akses yang semakin mudah untuk berbelanja. Dari toko yang semakin dekat dengan tempat tinggal, lanjut Prashant, tren pun bergerak ke belanja online.
“Ini akan berhubungan dengan e-commerce. Ponsel akan menjadi tempat belanja paling nyaman. Jadi ini menurut saya adalah tren global yang sulit dihentikan,” tambahnya.
Prashant juga menampik tren tutupnya ritel karena daya beli masyarakat yang menuruun. Ia menilai ini karena teknologi yang semakin berkembang.
“Saya rasa ini adalah kebiasaan natural, konsumen lebih hemat, dan saya tidak punya pandangan bahwa daya beli masyarakat menurun,” ujar dia.
Sumber : liputan6.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar