BARONG MANANSANG BERHARAP KEMUDAHAN IMPOR BENANG SUTERA KE INDONESIA

Produsen dan perancang kain tenun dan sutera terkenal Barong Manansang (75) berharap adanya kemudahan impor benang sutera atau bahan benang ke Indonesia agar produksi kain tenun dan sutera Indonesia dapat berjalan dengan lancar tidak tersendat seperti saat ini.

“Pemerintah minta kita ekspor banyak, perkenalkan kain budaya kita ke luar negeri. Kita jalan ke luar negeri cari pasar pakai uang sendiri, akhirnya dapat pasar, mereka pesan, tapi kita tak bisa penuhi karena kesulitan membuat kain tenun dan sutera di Indonesia,” papar Barong khusus kepada Tribunnews.com malam ini (12/12/2017).

Impor benang dan benang sutera dari China khususnya yang sangat banyak selama ini agak tersendat masuk ke Indonesia setelah pemerintah mengeluarkan ketentuan baru belum lama ini agar semua pengimpor memasukkan secara illegal dengan lisensi impornya sendiri.

“Lha kalau pengusaha kecil menengah pembuat kain mau impor benang tapi perlu ngurus lisensi impor sendiri yang tidak mudah itu ya repot juga ya,” tambahnya.

Pada prinsipnya, menurut barong lagi, pihaknya mengerti perlunya pemasukan bagi Negara dari pajak diperbesar.

“Kalau bayar kita maulah kalau memang itu yang diminta pemerintah. Tapi kalau harus berurusan dengan hal yang repot tersebut, apalagi bagi pengusaha kecil pembuat kain yang butuh benang sutera tapi sekarang tak tersedia, kan repot juga harus khusus mengurus lisensi impor. Tolong kenakan saja bea masuk berapa, ya itu kita bayar, yang sederhanalah,” tekannya lagi.

Kini bea masuk benang sutera menurutnya nol persen, tetapi ngurusnya sulit bukan main dan mesti ngurus dulu lisensi impor dan segala macam dengan jawaban tar sok tar sok, kapan jadinya kalau demikian, tekannya lagi.

Barong juga memperlihatkan ponselnya yang menanyakan ke produsen kain mengenai kesiapan permintaannya.

Tribunnews.com melihat sendiri diskusi whatsapp tersebut dan sang pembuat kain kesulitan memproduksi kain karena kesulitan pasokan benang yang harus dibelinya.

“Kalau bikin kain saja sudah kesulitan karena tak ada benang dan sutera, berapa ratus ribu orang akan terdampak nantinya, mulai produsen, penjual, pengecer dan sebagainya.”

Importir telor ulat sutera saja dibatasi hanya du atempat yaitu yang ada di sekitar Candi Roto dan yang di Sopeng Sulawesi Selatan.

Yang di Candi Roto sudah stop kegiatan produksinya dan yang di Sopeng Sulawesi Selatan karena pakai anggaran pendapatan daerah setempat (APBD) ya harus dipasok dijual ke local setempat.

Itu pun yang di Sopeng kena penyakit pebrin sehingga terganggi produksi ulat suteranya pula.

“Jadi saat ini umumnya benang sutera hanya diimpor saja dari China dan sebagian kecil dari kebun saya 40 hektar di Sukabumi yang berusaha membuat benang sutera di sana. Tapi hasilnya tentu masih sedikit sekali sangat berkekurangan untuk pasokan pembuatan kain sutera saat ini yang permintaannya cukup banyak bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari pasar luar negeri,” tambah Barong yang mengaku tak lulus dari UniversitasIndonesia jurusan Arkeologi di masa lalu karena benar-benar jatuh cinta dengan batik saat itu sehingga waktunya lebih banyak ke batik dan kain tradisional Indonesia ketimbang meluluskan studynya di Universitas Indonesia.

Kini pasar luar negeri ada, kita mestinya bisa ekspor banyak, tetapi terhambat pergantian peraturan impor yang ada dan baru keluar belum lama ini.

“Mungkin perlu kemudahan impor yang lebih baik bagi pengusaha kain tradisionalIndonesia. Bayar tak ada masalah, asalkan semua jelas ketentuan dan peruntukannya. Bukan dengan membelitkan prosedur, sulit ngurus dokumen dengan birokrasi sana-sini dong.” ungkap mantan suami Josephine Komara dari Bin House itu lagi.

Selain itu menurutnya juga ada upaya Perhutani memasuk benang sutera ke produsen kain sutera tetapi sampai saat ini pun dianggapnya tidak berhasil karena benang sutera yang dibuat kerataannya tidak baik. Jadi ahirnya para produsen kain sutera kembali impor benang sutera dari China.

“Tentu pengusaka kecil menengah impor kiloan. Nah kalau cuma kiloan China mana mau mengekspor jumlah kecil begitu. Sementara kita yang mengimpor kiloan harus direpotkan dengan mengutus lisensi impor baru saat ini yang juga menurut petugas di lapangan ada yang belum mengerti dengan aturan baru, petunjuk pelaksanaan belum ke luar dan sebagainya sehingga produksi kain sutera di Indonesia terhambat, praktis mengalami kesulitan saat ini.”

Sumber : tribunnews.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar