
Harga beras di sejumlah kios pasar tradisional di Kabupaten Sukabumi, Senin, 15 Januari 2018, terus merangkak naik. Harga beras premium kini berada dikisaran harga Rp. 12.314/Kg. Sementara harga beras medium telah bercokol di angka kisaran Rp. 10.863/Kg.
“Memang dari pemantauan di sejumlah kios pedagang beras, harganya relatif masih tinggi dari bulan lalu. Kami telah melakukan langkah koordinasi dengan bulog untuk segera menggelar operasi pasar,” kata Kepala Dinas Perdagangan Pasar Koperasi dan UKM, Kabupaten Sukabumi, Asep Jafar.
Dia mengatakan, potensi kenaikan harga beras diperkirakan hanya sementara. Apalagi tidak akan lama lagi Kabupaten Sukabumi akan memasuki musim panen raya. Sehingga pemerintah pusat melalui Kementrian Perdagangan tidak perlu mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Karena hanya sementara, mengimpor beras tidak perlu. Kasihan para petani yang kini bersiap-siap panen raya akan terganggu. Apalagi impor akan berimbas merontokkan harga gabah petani yang selama ini telah terjaga dengan baik. Apalagi stok beras di gudang bulog masih banyak,” kata Asep Jafar.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi Sudrajat. Karena akan menganggu eksistensi para petani menjelang panen raya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi menolak pemerintah pusat mengimpor beras.
“Kita akan memasuki musim panen raya, sehingga tidak perlu pemerintah pusat mengimpor beras karena dapat mengancam kesianmbungan para petani. Bila impor terjadi harga gabah dan beras petani saat panen raya terancam anjlok sehingga merugikan petani,” katanya.
Gagal panen
Namun ia membenarkan produksi beras pada Desember 2017 lalu, kurang dibandingkan kebutuhan. Karena imbas gagal panen sehingga hanya mampu memperoleh produksi beras hanya kisaran 16.000 ton dari kebutuhan sekitar 21.000 ton.
“Tapi tidak serta merta harus mengimpor, karena kekurangan 5.000 ton dapat dipasok dari bulog dengan menggelar operasi pasar. Dengan mendistribusikan beras cadangan dari gudang bulog ke pasaran relatif masih sangat aman,” katanya.
Sudrajat mengatakan dari kebutuhan beras hanya kisaran 21.000 ton, masih terpenuhi pada musim panen Januari mendatang kisaran 32.000 ton. Sementara poduksi beras ini akan semakin besar Februari hingga dua kali lipas dengan kisaran 72 ribu ton.
“Jika pemerintah pusat bersikukuh mengimpor beras diakhir bulan ini, maka akan bertabrakan dengan masa panen raya yang dimulai akhir Januari hingga Maret. Kondisi ini akan merugikan para petani karena kelebihan persediaan,” katanya.
Stok beras Bulog
Kepala Subdivre Cianjur, Uju Komariah mengatakan stok beras yang tersedia di gudang bulog masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Bahkan bulog telah menyiapkan 2.600 ton beras. Beras tersebut akan didistribusikan dalam serangkaian operasi pasar beras medium di sejumlah lokasi di Kota dan kabupaten Sukabumi.
“Adapun sasaran penjualan beras diperuntukan kepada masyarakat umum. Bulog siap menggelar OP bekerjasama dengan satgas pangan dan dinas terkait,” katanya.
Uju Komariah mengatakan gejolak harga beras di pasaran disebakan masih belum memasuki panen. Kondisi ini berdapak kelangkaan panen yang berimbas ketersediaan beras medium di pasaran berkurang.
“Karena itu, maka diperlukan OP untuk meredam kenaikan harga dan menjaga daya beli masyarakat dengan membeli komoditi dengan harga terjangkau sehingga mendongkrak tidak terjadi kelangkaan stok beras medium,” katanya.
Sumber : pikiran-rakyat.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar