
Rentetan toko offline pada ritel modern satu persatu mulai menutup tokonya. Banyak yang beranggapan jika tutupnya beberapa toko pada ritel disebebakan karena adanya shifting menuju online atau e-commerce.
Namun hal tersebut dibantah secara tegas oleh CEO Blibli.com Kusumo Martanto. Menurutnya, tutupnya sejumlah gerai pada ritel modern disebabkan karena perusahaan tersebut menganggap toko atau gerai tersebut tidak sesuai dengan harapan.
“Menurut saya reasonnya bukan karena online. Itu karena pemilik tokonya yang anggap tidak sesuai atau apa.Jadi sebenarnya kita ini terjebak online vs offline,” ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (2/2/2018).
Lebih lanjut, Kusumo mengatakan selama ini baik dari perusahaan online maupun offline bisa jalan berdampingan. Bahkan adanya online dan offline bisa menjadi pilihan tersendiri bagi masyarakat dalam berbelanja.
“Kita kan semua sebagai customer juga. Kita maunya convinience di online ada di offline ada. Jadi offline maupun online hanya medianya. Yang penting bagaimana toko offline bisa memberikan experience yang bagus juga seperti online. Online juga sama bagaimana bisa mendekatkan diri supaya experience sama seperti di offline,” jelasnya.
Menurut Kusumo, baik online maupun offline memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Dari sisi online, memiliki kelebihan banyak pilihan barang yang tersedia, namun untuk mendapatkan barang harus menunggu dan belum tentu sesuai dengan yang diinginkan.
Sementara dari sisi toko offline, memiliki kelebihan bisa langsung melihat dan mendapatkan barang yang diinginkan sesuai keinginan. Akan tetapi, ritel modern ini justru memiliki keterbatasan salah ruang dan space.
“Kalau beli online paling enggak nunggu walaupun dalam kotak bisa ambil yang sama kan paling tidak ada jedanya. Kalau offline kendalanya space. Pilihan enggak bisa banyak. Investori terbatas dan kemudian banyak juga service,” jelasnya.
Sumber : okezone.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar