IMF: Agar PDB Bongsor, Longgarkan Fiskal

JAKARTA. Capaian ekonomi Indonesia terus mendapat perhatian banyak lembaga asing. Setelah Moody’s yang menyatakan ada peluang utang Indonesia naik peringkat, giliran Dana Moneter Internasional (IMF) menebar puji.

Dengan torehan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5.07%, IMF yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah akan meningkat secara bertahap, bahkan bisa menjadi sekitar 6,5% per tahun. Hanya, pencapaian itu harus dilakukan dengan bauran berbagai kebijakan.

IMF Mission Chief untuk Indonesia Luis Breuer mengatakan, Indonesia memiliki diagnostik yang baik terkait perekonomian. Dengan berbagai kebijakan, pemerintah Indonesia berhasil menjaga permintaan domestik tetap kuat. Inflasi pengandan administered prices terjaga baik sehingga tingkat inflasi stabil di level 3,5% tahun ini.

Dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4% di tahun ini, Luis bilang, pemerintah harus melakukan extra effort mencapainya. “Target-target pemerintah Indonesia sangat ambisius, meski saya pikir target itu bisa terealisasikan,” jelas Luis di Kantor IMF via cideo-conferennce, Rabu (7/2).

Untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tahun ini, dalam laporannya berjudul Indonesia: 2017 Article IV Consultation IMF menyarankan pemerintah melakukan penyesuaian fiskal bertahap.

Pelonggaran kebijakan fiskal diyakini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. Pelonggaran fiskal bisa dilakukan terutama dilakukan dengan bertumpu pada penerimaan negara.

Pemerintah sebenarnya punya kelonggaran memperbesar defisit anggaran hingga 3% terhadap PDB, tapi selama ini tidak pernah dimanfaatkan. Pada APBN 2018 target defisit anggaran sebesar 2,19% terhadap PDB. Sedang dalam APBN 2017 realisasi defisit anggaran sebesar 2,42% terhadap PDB.

Fiskal yang kuat juga diperlukan untuk menggenjot investasi infrastruktur. Selain melalui APBN, IMF menyarankan, pemerintah memperbesar diversifikasi pembiayaan infrastruktur. Selain menggunakan pendapatan dalam negeri, partisipasi swasta harus lebih besar, termasuk investasi asing langsung. Hal ini akan mengurangi penumpukan utang eksternal perusahaan dan kewajiban tambahan BUMN.

Fiscal Buffer

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bilang, pemerintah bukan hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjaga stabilitas APBN. Pemerintah mencari titik seimbang agar ekonomi tumbuh dan APBN tetap sehat. “Kalau IMF punya pandangan yang lebih relax, silahkan saja. Indonesia dengan defisit financing lebih rendah untuk menciptakan fiscal buffer,“katanya.

Ini dilakukan sebagai antisipasi shock ekonomi, terutama dari faktor eksternal. “(Saat ekonomi terguncang) Kami masih punya space untuk intervensi,” ujar mantan direktur World Bank ini.

Gubernur Bank Indonesia Agus. D.W. Martowardojo, menyatakan, ekonomi Indonesia berjalan di koridor yang bagus. Pertumbuhan ekonomi 5,07% ditopang perbaikan investasi infrastruktur pemerintah dan investasi swasta.

Membaikanya resiliensi ditandai oleh neraca transaksi berjalan yang sehat dan aliran masuk modal asing yang tinggi, serta nilai tukar rupiah yang stabil. Agus menilai, pencapaian itu merupakan hasil bauran kebijakan fiskal dan moneter yang bagus.

Sependapat dengan IMF, BI menilai Indonesia memiliki peluang menciptakan pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih kuat dan berkelanjutan. Potensi itu bisa tercapai jika pemerintah terus melanjutkan program reformasi struktural yang kini sudah berjalan.

“BI akan mendukung upaya pemerintah untuk melaksanakan reformasi struktural yang menyeluruh,”jelas Agus.

Sumber: Harian Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Pemeriksaan Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar