Prospek Batubara Suram

truk-batubaraProspek harga batubara masih suram. Ini terlihat dari kebutuhan batubara yang semakin terkikis. Selain efek perekonomian global yang lesu, penurunan permintaan batubara juga diperparah maraknya isu penggunaan energi ramah lingkungan.

Perusahaan-perusahaan tambang batubara skala besar di dunia harus mengurangi produksi. Pasalnya, permintaan yang masuk tidak lagi mampu menutupi ongkos produksi.

Lihat saja, produksi batubara Indonesia periode Januari-April 2015 hanya 130 juta ton, anjlok 11,56% dibanding periode sama tahun lalu. Pengurangan produksi demi menahan kerugian akibat banjir stok.

Perusahaan di Amerika Serikat (AS) bernasib sama. Terlihat dari kapitalisasi pasar perusahaan tambang batubara AS yang kini hanya US$ 19,4 miliar, terjun dibanding tahun 2011 senilai US$ 78 miliar.

Ekonomi global yang masih ringkih menyerang negara-negara pengguna terbesar batubara, seperti China. Resesi ekonomi menyebabkan China menahan impor. Prioritas utama menggenjot produksi dalam negeri. Jelas bukan sinyal yang bagus bagi stok batubara di pasar global.

Belum lagi, China dan AS sedang meminimalisir penggunaan energi yang berdampak besar pada lingkungan seperti batubara. Rencana ini tercantum dalam rencana perbaikan iklim yang digagas Presiden AS Barack Obama. Posisi batubara perlahan tergeser komoditas lain, seperti gas alam yang jauh lebih ramah lingkungan. Apalagi, harga gas alam lebih terjangkau.

Prospek harga batubara juga dipengaruhi harga minyak. Ketika minyak masih sulit Berjaya, hal yang sama terjadi pada batubara.

Hingga akhir tahun ini, harga batubara tak banyak berubah. Penguatan dollar AS menjadi beban lain. Secara teknikal, selama belum bisa menembus ke atas US$ 69 per metrik ton, harga akan sulit bangkit. Di akhir 2015, batubara hanya mampu bergulir di US$ 45-US$ 55 per metrik ton.

 

Sumber: Kontan

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar