DOID Targetkan Kontrak Baru Berproduksi Tahun Ini

KNUTSFORD, UNITED KINGDOM - NOVEMBER 24:  Coal waits to be delivered from the yard of traditional coalman Ernie Lockett to homes for winter heating in Northwich on November 24, 2008 in Cheshire, England. Ernie, aged 64, has been a coalman since he was 15 and works alone on his Cheshire delivery round. Coal has seen a resurgence in use as other fuels, such as oil have seen a price increase and the fashion for solid fuel stoves has risen.  (Photo by Christopher Furlong/Getty Images)

JAKARTA.  PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) – lewat anak usahanya di sektor jasa tambang, yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA)- optimistis akhir tahun ini  bisa memproduksi batubara dari dua kontrak barunya.

Dua kontrak baru tahun ini, pertama kontrak dengan PT Sungai Danau Jaya (SDJ) milik Geo Energy Resources Ltd. Target dari jasa tambang di sana adalah produksi sebesar 130 juta bank cubic meter (bcm) yakni pengupasan lapisan tanah  (overburden removal), serta 43 juta ton batubara sampai tahun 2023 mendatang. Adapun nilai kontrak dengan SDJ lebih dari US$ 300 juta.

Kedua, dengan PT Tadjahan Antang (TAM) produksi 45 juta bank cubic meter (BCM) overburden dan 8 juta ton batubara selama tiga tahun ke depan.

Meski begitu, Sekretaris Perusahaan DOID Errinto Pardede mengatakan, efek dua kontrak tersebut baru itu baru terasa pada kinerja keuangan Delta Dunia pada tahun depan.

Tahun ini, perusahaan menargetkan produksi overburden sekitar 270 juta bcm dan 33 juta ton batubara. “Itu outlook kami. Semoga saja bisa tercapai,” katanya kepada KONTAN, Minggu (23/08).

Sampai saat ini, di tengah kondisi harga batubara yang masih lesu, DOID mengklaim tetap mampu meningkatkan produksi. Selain itu, DOID juga kini aktif melakukan pendekatan untuk mendapat kontrak-kontrak baru dari perusahaan-perusahaan besar, agar bisnis jasa tambang mereka tetap berkibar.

Tidak hanya mengejar kontrak batubara, PT Delta Dunia Makmur Tbk juga mulai berekspansi untuk mengejar kontrak-kontrak anyar di penambangan mineral seperti tambang emas.

“Tujuan kami mendapatkan kontrak sebanyak-banyaknya,” kata Errinto.

DOID , ujar errinto, tengah mengejar kontrak tambang emas hingga 2016. Saat ini, manajemen DOID menyiapkan lima proposal. Dua di antaranya untuk tambang emas, dan tiga  tambang batubara. Tambang tersebut tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Sayangnya Errinto belum bisa membeberkan detail kontrak dan perusahaan yang tengah mereka dekati. “Masih dalam masa penjajakan, baru sekitar 10%  jadi belum ada penandatanganan kontrak,” ujarnya.

Sebagai catatan, sepanjang semester I-2015 DOID mencatatkan volume overburden sebanyak 129 juta bcm,   lebih rendah dibandingka dengan periode sama tahun lalu sebesar 140,6 juta bcm. Produksi batubara meningkat menjadi 16 juta ton dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sekitar 15,2 juta ton.

Saat ini DOID membutuhkan kontrak-kontrak baru jasa pertambangan. Mengingat saat ini ada sekitar 15% atau hampir 2.000 alat berat dan peralatan pertambangan milik perusahaan yang tidak beroperasi.

Kini, DOID masih mengempit kontrak dengan 9 pelanggan, yaitu PT Adaro Energy Tbk, PT Kideco Jaya Agung, PT Berau Coal Tbk di konsesi Lati, PT Berau Coal Tbk di konsesi Binungan. Lalu kontrakhauling road dengan PT Berau Coal Tbk di Suaran, Kalimantan Timur, KPC di Bengalon, Darma Henwa dan Multi Tambangjaya Utama.

Sumber: KONTAN

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , ,

Tinggalkan komentar