TAK hanya dari pasar keuangan global, krisis politik negeri tetangga kita, Malaysia, juga patut diwaspadai karena bisa memberi efek domino ke Indonesia. Celakanya, berbarengan dengan gejolak politik, pasar keuangan Negeri Jiran juga tengah terpukul hebat. Bursa Malaysia dan ringgit rontok.
Bahkan ringgit terpuruk ke level RM 4,2430 per dollar AS atau anjlok 21,32% jika dihitung sejak awal tahun. Cadangan devisa Malaysia pun sudah terkuras di bawah US$ 100 miliar.
Krisis politik Malaysia belum akan usai. Kelompok masyarakat sipil dan organisasi politik Malaysia yang tergabung dalam Koalisi untuk Pemilu Bersih dan Adil (BERSIH 2.0), mencanangkan aksi demonstrasi besar-besaran pada 29-30 Agustus, atau sehari menjelang perayaan kemerdekaaan Malaysia pada 31 Agustus. Lewat situsnya, http://www.bersih.org, BERSIH 2.0 menyerukan aksi demo besar-besaran di kota besar Malaysia seperti Kuala Lumpur, Kinabalu, dan Kuching.
Demonstrasi ini akan mendesak Najib Razak segera mundur sebagai perdana menteri. Maria Chin Abdullah, pemimpin BERSIH 2.0 seperti dikutip http://www.themalaysianinsider.com, pekan lalu, yakni mampu menggalang dukungan yang besar dari masyarakat. “Kalau kami gagal menggalang dukungan yang besar, Najib kami persilakan meneruskan sisa kepemimpinannya hingga pemilu berikutnya,” kata dia.
Bila situasi politik Malaysia kian memanas dan pasar keuangannya kian longsor, siap-siap saja Indonesia ikut kena getah. Sebab, Malaysia adalah mitra dagang penting Indonesia. Negeri Jiran itu juga salah satu pemegang surat utang negara (SUN) Indonesia yang bisa ditarik atau dijual sewaktu-waktu bila negara itu membutuhkan dana.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar