JAKARTA. Rencana Saint-Gobain memperluas bisnis di Indonesia agaknya akan tertunda. Semula, perusahaan material bahan bangunan asal Prancis ini berniat mendirikan pabrik kaca mobil di Indonesia. Namun, mereka menunda rencana tersebut sampai batas waktu yang tak jelas.
Pierre-Andre de Chalendar. Chairman and Chief Executive Officer (CEO) Saint-Gobain mengungkapkan, penundaan pendirian pabrik kaca mobil karena lesunya pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Pasar otomotif tak sesuai harapan kami,” kata Pierre, Jumat (2/10).
Walaupun menunda pendirian pabrik, Pierre mengklaim telah mendapatkan lahan untuk membangun pabrik kaca mobil itu, yakni di kawasan industri Cikande, Banten. Lokasi pabrik kaca mobil ini bersebelahan pabrik gypsum Saint-Gobain yang dibangun tahun ini.
Sebagaimana berita KONTAN sebelumnya, Saint-Gobain berencana bangun pabrik kaca otomotif di Indonesia dengan menggandeng Central Glass dari Amerika Serikat (AS). Keduanya berkongsi untuk membangun pabrik kaca mobil berkapasitas 500.000 lembar per tahun.
Adapun pabrik ini ditargetkan beroperasi tahun 2016. Namun sayang, perlambatan ekonomi mengganjal rencana kedua perusahaan ini. Untuk diketahui saja, bisnis kaca mobil bukanlah hal baru bagi Saint-Gobain. Sebab, Saint-Gobain telah memiliki pabrik kaca mobil di Thailand. Pierre mengklaim, saat ini Saint-Gobain menguasai 30% pasar kaca mobil di Asia Tenggara.
Adapun di bisnis material bangunan seperti gypsum, tahun ini. Saint-Gobain membidik target penjualan € 100 juta. Pierre bilang, Saint-Gobain Indonesia berkontribusi 0,2% dari total pendapatan Saint-Gobain global senilai € 41 miliar. Dari sisi pasar, 40%-45% produk gypsum Saint-Gobain menyasar pasar perumahan dan 60%-65% menyasar pertokoan dan pusat belanja.
Saint-Gobain mengaku bisnisnya ikut terkena dampaknya menguatnya dollar AS. Maklum, Saint-Gobain masih mengimpor bahan baku gypsum. “Tapi kami yakin satu tahun-dua tahun lagi ekonomi Indonesia pasti akan membaik,” ujar Pierre.
Meski enggan menyebut target pertumbuhan bisnis tahun ini, Pierre hanya berharap beberapa tahun mendatang, pertumbuhan pendapatan Saint-Gobain bisa naik 10% di Asia, dan naik lebih dari 10% untuk Indonesia.
Di Indonesia, Saint-Gobain memiliki tiga anak usaha, yakni PT Saint-Gobain Abrasives Diamas, PT Saint-Gobain Construction Product dengan merek Gyproc, dan PT Cipta Mortar Utama dengan merek dagang Mortar Utama.
Sumber: Kontan
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar