JAKARTA. Industri tekstil dan pakaian jadi menjadi salah satu sektor industri yang menorehkan kinerja negatif tahun ini. Sampai kuartal III-2015, kinerja industri ini turun 6,14%. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya, industri tekstil ini tumbuh positif 1,38%.
Sekretaris Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Setio Hartano mengatakan, ada dua faktor yang menurunkan kinerja industri ini. Pertama, pertumbuhan ekspor tekstil dan pakaian jadi melambat. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor tekstil dan pakaian jadi periode Januari – November 2015 tercatat US$ 3.589 miliar, atau hanya naik 1,19% ketimbang ekspor periode yang sama tahun lalu senilai US$ 3.547 miliar.
Kedua, adanya penyelundupan pakaian. Sayangnya, Setio enggan menjelaskan lebih terperinci soal penyelundupan ini. “Jumlahnya banyak dan sulit terdeteksi karena tersebar di Indonesia,” kata Setio kepada KONTAN, Jumat (18/12).
Beruntung, kata Setio, pemerintah membentuk tim khusus guna mengatasi penyelundupan tekstil tersebut. Setio berharap, kinerja tim ini bisa mendongkrak pertumbuhan industri tekstil menjadi 3,02% pada tahun depan.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman, bilang, salah satu cara menggenjot ekspor tekstil adalah membuka perdagangan bebas dengan Amerika Serikat dan Eropa. “Jika ada perdagangan bebas AS dan Eropa, ekspor kita bisa naik dua kali lipat,” klaim Ade.
Meski kebanyakan perusahaan tekstil lesu, perusahaan tekstil lesu, perusahaan tekstil PT Pan Brothers Tbk masih optimistis ekspornya tumbuh 20% tahun ini. “Kami menaikkan produktivitas serta efisiensi guna capai target,” kata Fitri Ratnasari Hartono, Direktur Pan Brothers, kepada KONTAN, Jumat (18/12).
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
pajak@pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak
Tinggalkan komentar