Stimulus Lebaran bernilai Rp 160 triliun

JAKARTA. Ekonomi Indonesia kembali mendapat injeksi dana segar stimulus tahunan bernama uang Lebaran. Di saat perekonomian lesu, duit belanja dan konsumsi masyarakat selama puasa dan Lebaran ibarat darah segar yang memompa ekonomi.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan, kebutuhan uang perayaan Lebaran tahun ini mencapai Rp 160,4 triliun. Jumlah ini naik 14,57% daripada Lebaran tahun 2015. Kebutuhan uang Lebaran bertambah karena terpicu dua faktor utama di luar pertumbuhan ekonomi.

Pertama, pembayaran gaji pegawai negeri sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Polri yang jatuh pada periode Juni hingga Juli, serta pembayaran gaji ke-13 dan 14. Kedua, jumlah hari libur Lebaran 2016 lebih banyak yakni enam hari dari tahun lalu lima hari. Libur Lebaran tahun ini juga bertepatan dengan libur sekolah.

Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, menilai, suntikan dana Lebaran ini berpotensi mengangkat ekonomi kuartal II tumbuh 5%. Namun dia mengingatkan, proyeksi ini bisa tercapai jika pemerintah sanggup mengerem inflasi di bawah 1%. Syaratnya, gejolak harga pangan bisa direm, dan jalur distribusi barang dibenahi.

Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang BI Suhaedi mengatakan, tahun lalu penarikan uang Lebaran mencapai Rp 140 triliun berasal dari 43 kantor perwakilan BI di seluruh pelosok Tanah Air.

Dus, penambahan titik dan frekuensi penukaran uang turut mendongkrak duit Lebaran. Seperti tahun sebelumnya, kehausan masyarakat Jakarta akan duit Lebaran melebihi kota lain.

Hitungan BI, warga Jabodetabek akan menghabiskan duit Lebaran Rp 41,5 triliun atau setara 25,56% total kebutuhan nasional. Peringkat berikutnya ditempati Jawa Tengah dan Yogyakarta yang memerlukan dana Lebaran senilai, Rp 21,2 triliun.

Sementara Lebaran di Jawa Timur menyerap Rp 19,9 triliun. Kebutuhan duit Lebaran terendah yakni di Bali dan Nusa Tenggara yang hanya senilai Rp 6,6 triliun.

Jika dilihat dari nilai pecahan uang, uang pecahan di atas Rp 20.000 paling banyak dipakai dan mengambil porsi 92% dari total uang beredar selama Lebaran. Selebihnya atau sebesar 8% merupakan pecahan kecil di bawah Rp 10.000.

Sebagai gambaran, jumlah uang beredar pada akhir Mei 2016 mencapai Rp 534,7 triliun. Porsi itu terdiri dari uang kertas sebanyak Rp 527 triliun dan uang logam Rp 7 triliun.

Sejauh ini, perbankan sudah bersiap menyediakan kebutuhan duit Lebaran. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, Bank Mandiri akan memasok uang tunai Rp 25 triliun untuk Lebaran tahun ini.

Dari jumlah itu, Rp 10 triliun masuk ke wilayah Jabodetabek. “Pasokan uang tunai naik sekitar 9% hingga 10% ketimbang tahun lalu,” kata Rohan kepada KONTAN, Senin (6/6).

Sekretaris Korporasi Bank Rakyat Indonesia (BRI) Hari Siaga, mengungkapkan, BRI menyiapkan Rp 29 triliun, khusus selama puasa perayaan Lebaran. BRI mencatat, pasokan dana tunai Lebaran tahun ini meningkat 7,40% ketimbang suplai tahu lalu.

Pun halnya dengan Bank Negara Indonesia (BNI). Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob T Ananta, mengungkapkan, BNI menyiapkan dana tunai Rp 60,9 triliun. Jumlah tersebut naik 8% dibandingkan tahun lalu.

Lagi-lagi, konsumsi masyarakat menjadi penyelamat ekonomi dalam negeri di saat peran pemerintah dan korporasi masih loyo.

Sumber: Harian Kontan, 7 Juni 2016

Penulis : Arsy Ani Suciamingsih, Nina Dwiantika

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar