
JAKARTA. Setelah bergerak positif di awal pekan, rupiah menutup pekan ini dengan koreksi. Kejutan hasil referendum Brexit atau keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa menggerus kekuatan mata uang Garuda.
Di pasar spot Jumat (24/6), rupiah tergerus 1,07% ke Rp 13.391 per dollar AS, dibandingkan hari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah melemah 0,38%. Kurs tengah Bank Indonesia, valuasi rupiah merosot 0,21% di Rp 13.296 per dollar AS. Pelemahan sepekan sebesar 0,46%.
Resti Afiadinie, Analis Tresuri Bank BNI, mengatakan, sepekan ini isu Brexit menyeret rupiah naik dan turun. Penguatan terjadi di awal pekan setelah muncul ekspektasi pelaku pasar Inggris bertahan di Uni Eropa. “Dugaan itu mengikis kekuatan dollar AS dan memberi celah bagi rupiah menguat,” kata Resti.
Namun memasuki akhir pekan, hasil referendum Brexit berkata lain. Mayoritas warga Inggris memilih angkat kaki dari Uni Eropa. Pasar global tergoncang, USD pun terbang. Efeknya, daya tahan rupiah berkurang.
Sri Wahyudi, Research and Analyst PT Garuda Berjangka menambahkan, tekanan eksternal mendominasi pengerakan rupiah. Apalagi tak ada kebijakan baru atau pengumuman data ekonomi domestik yang menopang rupiah.
Tapi ia melihat kans rupiah berbalik arah pekan depan. Investor bisa saja malah menarik dana dari Eropa dan Inggris, dan masuk ke pasar Asia. Namun, pelemahan itu tetap harus diwaspadai, seiring penurunan harga komoditas.
Resti menilai, ada kans penguatan rupiah jika pemerintah bisa menetapi janjinya untuk menyelesaikan tax amnesty dan RAPBN pada 28 Juni 2016. Ini bisa menjadi katalis positif bagi rupiah. Prediksinya, rupiah pekan depan bergerak di Rp 13.220-Rp 13.470. Wahyudi memproyeksikan gerak rupiah dalam rentang 13.350-13.420.
Sumber: pengampunanpajak.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Pengampunan pajak
Tinggalkan komentar