JAKARTA (Pos Kota) – Pemerintah melakukan koreksi asumsi pertumbuhan ekonomi Tahun 2016 turun menjadi 5,1 persen.
Namun, menurut Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis Ucok Sky Khadafi, di Jakarta, Sabtu sore (6/8) pemerintahan Jokowi juga harus melakukan kembali koreksi target pertumbuhan ekonominya, karena target pertumbuhan ekonomi 5,1 persen sulit tercapai, dan terlalu optimis.
“Situasi ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga sedang mengalami kelesuhan , sehingga kondisi tersebut berdampak kepada menurunnya ekspor Indonesia,” papar Khadafi.
Terkait dana masuk ke Indonesia lebih dari Rp1000 triliun melalui program Tax Amnesty (pengampunan pajak), kata Khadafi, bahwa target pengampunan pajak sulit tercapai karena banyak mereka yang memiliki dana sekarang ini masih ‘wait and see’ (menunggu perkembangan).
Khadafi menambahkan ada berbagai persoalan dari mereka yang selama ini menyimpan dananya di luar negeri jika mengikuti program pengampunan pajak, salah satunya kekhawatiran sumber dana mereka menjadi bahan penyelidikan.
Selain itu, lanjut Khadafi, belum ada payung hukum dalam program tersebut, dan ketika mereka membawa pulang uangnya ke Indonesia maka uang tersebut akan diinvestasikan kemana. “Jadi inilah yang menghambat program pengampunan pajak.” terang Khadafi.
Persoalan lain yang menjadi alasan pertumbuhan ekonomi perlu dikoreksi, lanjut Khadafi, pemangkasan anggaran kementerian dan non kementerian yang mencapai Rp133 triliun juga akan berdampak menghambat pertumbuhan ekonomi, karena belanja pemerintah akan berkurang.
Sumber: http://www.pengampunanpajak.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Pengampunan pajak
Tinggalkan komentar