Nilai kerugian banjir di Bandung bisa mencapai Rp 16 miliar
JAKARTA. Banjir yang melanda sebagian kawasan Jawa Barat, Seperti Karawang, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung membawa kerugian bagi para pebisnis. Salah satunya adalah PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Menurut Agus Komarudin, Vice President Public Relation Kereta Api Indonesia, banjir yang menggenangi stasiun Bandung pada Minggu (13/11) menyebabkan perusahaan pelat merah ini merugi. Tapi ia belum bisa merinci besarannya. “Masih dihitung, “katanya, Senin (14/11).
Akibat banjir di stasiun Bandung, sistem persinyalan terganggu lantaran rel kereta tergenang air. Meski sekarang air sudah surut, sistem persinyalan di stasiun tersebut butuh perbaikan.
Selain itu, visual display unit (VDU) di stasiun Karawang dan Klari Jawa Barat juga rusak akibat tersambar petir. Kondisi ini juga membuat sistem persinyalan di kedua stasiun tersebut jadi rusak.
Sejak Minggu (13/11), petugas KAI tengah memperbaiki sistem persinyalan yang rusak tersebut. Ia berharap, sistem sinyal kereta ini bisa selesai perbaikan pada Senin kemarin. Dan pada Selasa ini (15/11), sudah bisa berfungsi normal.
Meski begitu ia memproyeksi antrean kereta pada hari ini masih berlangsung. Soalnya dalam sehari, kereta komuter Jabodetabek bisa mencapai 897 perjalan. Ini belum ditambah kereta jarak jauh yang sebanyak 248 perjalanan per harinya.
Dua kali banjir
PT Jasa Marga Tbk juga tertimpa musibah banjir setinggi 30 cm yang menggenangi ruas jalan tol Jakarta-Cikampek di kilometer (km) 37,5 pada Minggu lalu (13/11) akibat meluapnya Situ Rawa Binong di Kawasan Delta Mas. Ini adalah kali kedua ruas jalan tol tersebut tertimpa banjir. Alhasil, kemacetan parah pun terjadi kala itu.
Anggiasari, Direktur Keuangan Jasa Marga, mengklaim, nilai kerugian akibat banjir tersebut lebih tertuju ke para pengguna jalan. “Sementara kerugian kami hanya pengaruh ke struktur jalan saja, “katanya tanpa merinci.
Meski begitu, Jasa Marga tetap memandang serius banjir tersebut. Menurut Dwimawan Heru, Assistant Vice President Corporate Comunication Jasa Marga, sejatinya pihaknya sudah bersepakat dengan PT Puradelta Lestari Tbk sebagai pengembang Kawasan Delta Mas untuk memperbaiki sistem drainase lingkungan dikawasan tersebut.
Seperti normalisasi Situ Rawa Binong, menambah kapasitas Situ Alam Sari dari 4 ha menjadi 9 ha. Lantas membuat saluran permanen dari Situ Alam Sari kea rah Sungai Cibeet di sisi timur jalan tol Jakarta-Cikampek di km 41. Heru meminta Puradelta segera menyelesaikan kewajiban tersebut, supaya kejadian serupa tidak lagi terulang.
Menurut Tondy Swasto, Direktur Puradelta Lestari, pihaknya sudah mengerjakan perluasan Situ Alam Sari dan sudah membangun saluran sementara dari Alam Sari ke Sungai Cibeet. “Kami belum membangun saluran permanen karena itu menyangkut aset Pekerjaan Umum (PU). Kami sedang koordinasi, “ungkapnya.
Sementara pengerukan Situ Rawa Binong belum bisa dilakukan, karena perlu koordinasi dengan pemilik aset. Ia tidak merinci pemilik aset tersebut. Yang jelas, kawasan Green International Industrial Center milik Puradelta tidak terkena banjir, lantaran letaknya tidak berdekatan dengan Situ Rawa Binong.
Sedangkan di kawasan industry Surya Cipta di Karawang juga ada jalan yang tertimpa banjir. Menurut Utari Sulistiowati, Sekretaris Perusahaan PT Surya Semesta Internusa, pihaknya masih menunggu laporan dari pengelola kawasan industry tersebut terkait efek banjir. Tapi ia bilang, kawasan Surya Cipata tidak terkena banjir karena lahannya lebih tinggi ketimbang jalan.
Sedangkan akibat banjir yang menerjang Kota Bandung, Agung Suryawal Sutisno, Ketua Kadin Jawa Barat menghitung nilai kerugian bisa mencapai Rp 16 miliar. “Itu hanya kerugian pasca banjir hari Jumat lalu, “ujarnya pada KONTAN (13/11).
Kerugian tersebut belum memperhitungkan dampak pelaku usaha di kawasan industry Karawang dan Kawasan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung yang diterjang banjir.
Penulis: Dina Mirayanti Hutauruk, Ramadhani P, Pamela S
Sumber: KONTAN
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
PEMERIKSAANPAJAK.COM 
Tinggalkan komentar