SELAIN harga minyak, lifting, dan kurs rupiah, penerimaan pajak juga mungkin di bawah target. Direktur Eksekutif Center of Indonesia Tax Analysis (CITA) Yustinus Prastowo melihat, target pajak tahun ini masih terlalu tinggi. Dia memperkirakan, realisasi pajak tahun ini hanya mencapai Rp 1.165,5 triliun atau 86% dari target. Dengan realisasi uang tebusan amnesti pajak di bawah target Rp 125 triliun, kemungkinan adanya kekurangan penerimaan (shortfall) pajak masih besar. “Kinerja ekonomi makro naik, tapi hasil amnesti pajak belum terlihat,” katanya.

Penerimaan pajak yang tinggi sebenarnya sudah pernah diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam APBN 2017, pemerintah mematok target penerimaan pajak Rp. 1.307,3 triliun, naik 18% dari APBN 2016. Target itu jauh lebih tinggi dari pertumbuhan alamiahnya. Jika dihitung dari target pertumbuhan ekonomi 5,1% di tambah laju inflasi 4%, pertumbuhan alamiah penerimaan pajak 2017 sekitar 9,1%.

Sumber: Harian Kontan, Senin 27 Maret 2017

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

Kategori:Pemeriksaan Pajak

Tag:artikel pajak, berita pajak, berita pengampunan pajak, berita tax amnesty, cara ikut pengampunan pajak, cara ikut tax amnesty, dampak tax amnesty, DPR, efek tax amnesty, ikut pengampunan pajak, ikut tax amnesty, kebijakan negara, kebijakan pajak, kebijakan pemerintah, pajak, pajak indonesia, pelaksanaan pengampunan, pelaksanaan pengampunan pajak, pelaksanaan tax amnesty, pemeriksaan, pemeriksaan pajak, pemutihan pajak, penerimaan negara, penerimaan pajak, Pengampunan pajak, repatriasi dana, repatriasi dana dari luar negeri, tarif pengampunan pajak, tarif tax amnesty, tax amnesty, update tax amnesty