Daya Beli Turun, Penjualan Jelang Lebaran Stagnan

JAKARTA. Menjelang Ramadan tahun ini, pelaku industry filament dan benang pesimistis bisa mengerek pendapatan mereka. Ikhwalnya, daya beli masyarakat yang menurun.

Berdasarkan data Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) per kuartal I-2017, permintaan benang filament di dalam negeri tercatat 38.000 – 42.000 ton per bulan. Sedangkan benang pintal atau spun yarn sekitar 65.000 – 70.000 ton sebulan.

Ketua APSyFI Ravi Shankar mengatakan, jika dibandingkan dengan kuartal IV-2016 permintaan di triwulan pertama ada pertumbuhan. “Rata-rata naik 8% ketimbang kuartal keempat 2015,” sebutnya.

Ravi menjelaskan, kenaikan penjualan pada kuartal I-2016 karena terdorong momen Imlek. Apalagi, saat itu, produksi China sedang slow down, otomatis produk local bisa menguyur pasar. “Tapi riilnya pasar kami masih sangat tertekan,” sebutnya. Sebab jika dibandingkan dengan kuartal I-2016, jumlah tonase penjualan benang filament nasional di kuartal I-2017 turun 8%.

Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fiber Tbk, Prama Yudha Amdan mengamini, kalau pasar serat filament bakal flat pada beberapa bulan ke depan. Penyebabnya, daya beli masyarakat melemah. “Harga produk semakin tinggi akibat biaya komponen produksi ikut naik,” ujarnya saat dihubungi KONTAN (12/5).

Alih-alih naik, penjualan emiten berkode saham POLY ini diperkirakan stagnan. “Secara internasional, pasar serat sedang terguncang. Harga di pasar domestik pun mahal sehingga tidak kompetitif,” keluh Yudha.

Per kuartal I-2017, Asia Pasific memproduksi 10.000 – 11.000 ton benang filament per bulan. Dari laporan keuangan perusahaan, penjualan POLY untuk pasar local tumbuh 30% hingga empat bulan pertama tahun ini. Adapun untuk pasar ekspor hanya tumbuh 3%.

Setali tiga uang dengan produsen tekstil seperti PT Indorama Synthetic Tbk, yang juga pesimistis penjualan selama Ramadan dan Lebaran bakal ramai. Direktur Utama PT Indorama Synthetic Tbk VS Baldwa memprediksi, tidak aka nada lonjakan penjualan pada momen Lebaran tahun ini. “Tidak banyak berubah,” ucap Baldwa kepada KONTAN (12/5).

Tak pelak, emiten berkode saham INDR ini, tidak akan banyak ekspansi tahun ini. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2017 non-audited, penjualan INDR tumbuh 18% menjadi US$ 197 juta. Dari nilai penjualan itu, kontribusi penjualan benang filament dan benang sebesar US$ 141 juta atau 71% dari pendapatan.

Sumber : Kontan, Senin, 15 Mei 2017

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar