
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Dodi Budi Waluyo mengakui angka penjualan industri ritel mengalami pelemahan hingga Juni 2017. Hal ini menandai adanya penurunan daya beli masyarakat.
“Kenapa konsumsi rendah karena angka ritel sales hanya 6,7 persen tumbuh dan Juni lalu alami turun. Tahun lalu 8 persen pada periode yang sama tahun lalu. Bulan Juni 3-4 persen. Semester pertama 3,6-3,8 persen,” kata Dodi di Jakarta, Kamis (20/7) malam.
Menurutnya, ada beberapa penyebab daya beli masyarakat menurun. Di antaranya penyesuaian tarif listrik bersubsidi yang dilakukan oleh pemerintah, dan gaji ke-13 pegawai negeri sipil (PNS) yang baru cair pada bulan ini.
“Daya beli masyarakat terpengaruh tarif listrik dan penundaan gaji PNS aktif dari bulan Juni ke bulan Juli,” imbuhnya.
Meski demikian, dengan meningkatnya investasi pada sektor sumber daya alam (SDA), diharapkan konsumsi masyarakat di kuartal kedua akan terus membaik dan berada di atas 4 persen.
Selain itu, meningkatnya penjualan seperti sepeda motor hingga makanan juga telah menyumbang perbaikan konsumsi masyarakat. “Kita lihat indikator awal sudah alami perlambatan. Tapi sepeda motor meningkat cukup signifikan, makanan, pakaian, produk equipment mulai membaik,” pungkas Dodi.
Sumber: merdeka.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar