Mengapa Indonesia Masih Perlu Impor Mainan Asal Tiongkok? Ini Jawabannya

Imej mainan asal Tiongkok di tengah masyarakat seringkali dianggap tidak aman bagi anak. Padahal hingga saat ini pasar anak-anak Indonesia masih dibanjiri mainan asal Tiongkok.

Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas mengungkapkan, pertumbuhan anak Indonesia lahir setiap tahun sebanyak 4,5 juta anak. Pasar itu dianggap potensial oleh Tiongkok yang merupakan produsen mainan anak terbesar di dunia.

“Coba bagaimana lihat saja orang tua bingung saat menghadapi anak menangis karena minta mainan. Hal itu memacu pelaku usaha produksi yang lokal maupun impor,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/7).

Catatan AMI, dulu sebelum aturan ketat soal standar SNI diberlakukan, setiap bulan Indonesia dibanjiri 2500 kontainer mainan. Sekarang dengan kebijakan SNI makin ketat diberlakukan, masih ada 1000-1200 kontainer mainan Tiongkok yang membanjiri pasar mainan di Indonesia.

“Sehingga jangan berpikir lagi mainan dari Tiongkok produk sampah. Bahkan kini produk mereka melebihi dari Eropa. Eropa pun sudah bikin di Tiongkok karena sudah bagus dan produsen terbesar,” ungkap Lukas.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Importir Mainan Indonesia (AIMI) Taufik Mampuk mengungkapkan alasan mengapa Indonesia masih harus impor mainan asal Tiongkok. Pasalnya jumlah produksi, teknologi, dan modal industri mainan di dalam negeri dianggap masih jauh tertinggal.

“Produksi Indonesia masih jauh tertinggal dari Tiongkok. Indonesia belum punya teknologi dan modal. Kami harap dengan banyaknya pameran bisa mengundang investor di tanah air, sebab pasar Indonesia sangat besar dengan nomor empat jumlah penduduk terbesar di dunia,” ungkap Taufik.

Karena itu, pameran mainan dan produk anak bersamaan dengan pameran elektronik dan Home Appliances terbesar di Indonesia, “Indonesia International Toys & Kids Expo, “Indonesia International Electronic and Home Appliances Expo 2017” (IITE dan IEAE 2017) akan segera digelar di Hall B1 dan B2 Jakarta International EXPO Kemayoran, Jakarta.

Pameran berskala internasional ini akan berlangsung selama tiga hari penuh mulai dari tanggal 23 hingga 25 Agustus 2017, IITE dan IEAE 2017 dihadiri oleh kurang lebih 200 perusahaan bertaraf international dari Republik Rakyat Tiongkok dan Indonesia.

IITE dan IEAE 2017 akan menampilkan produk-produk berkualitas mulai dari mainan anak, perlengkapan dan kebutuhan ibu hamil dan bayi, produk elektronik untuk kebutuhan keamanan, hiburan, gawai, rumah tangga, dan lainnya.

Pameran ini juga didukung oleh kementrian perindustrian, Asosiasi Mainan Indonesia (AMI), Asosiasi Importir Mainan Indonesia (AIMI), Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) Asosiasi Pengusaha Teknologi dan Informasi Nasional (APTIKNAS) dan Asosiasi System Integrator dan Security Indonesia (ASISINDO).

“Peluang pengembangan industri mainan dan produk anak di dalam negeri masih cukup besar. Hal ini didukung dengan kesadaran masyarakat akan peran mainan dalam meningkatkan kecerdasan anak, selain tentunya memberikan hiburan bagi anak,” tutup Project Director Peraga Expo selaku penyelanggara pameran, Paul Kingsen.

Sumber: jawapos.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar