JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menyebut bahwa inflasi 0,22 persen pada bulan Juli ini kemungkinan disebabkan karena produksi meningkat sedangkan daya beli masyarakat menurun. Oleh karena itu, menurutnya angka inflasi tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
“Daya beli itu, memang turun, memang dalam kondisi begini. Bisa juga produksi tinggi, mungkin beras atau jagung naik, tidak stabil. Kita sudah terbiasa dengan inflasi tinggi bagi negara-negara lain, inflasi 0,22 itu biasa saja,” katanya, Selasa (1/8).
Sebagaimana diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Juli 2017 terjadi inflasi sebesar 0,22 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender (Januari–Juli) 2016 sebesar 2,60 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2017 terhadap Juli 2016) sebesar 3,88 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan harga sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Seperti, kenaikan kelompok bahan makanan sebesar 0,21 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,57 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,06 persen, kelompok sandang 0,06 persen, kelompok kesehatan 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,62 persen.
Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan, ungkapnya menyumbang deflasi 0,08 persen karena penurunan tarif angkutan antar kota 0,03 persen dan penurunan tarif kereta api, meski tarif angkutan udara masih menyumbang inflasi 0,04 persen.
Sumber : beritasatu.com
Kategori:Berita Ekonomi

Tinggalkan komentar