Oh, Ekonomi Lesu Daya Beli Rendah

Syahdan, kini banyak ibu rumah tangga, apalagi golongan menengah ke bawah, yang selektif membeli keperluan sehari-hari. Jika biasanya membeli stok beberapa hari ke depan, sekarang hanya membeli untuk keperluan sehari saja.

Padahal, perekonomian kita sehat-sehat saja. Pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,01%, triwulan I tahun ini. Inflasi Januari-Juli 2017 di angka 2,38%. IHSG menguat ke level 5.824 2 Agustus sore. Dana pihak ketiga di perbankan tumbuh 11,18%.

Anehnya, Pasar Glodok, WTC Mangga Dua dan Pasar Tanah Abang semakin sepi, banyak yang menutup tokonya. Daya beli merosot? Padahal, nilai tukar rupiah stabil di kisaran Rp 13.322. Neraca perdagangan pun surplus.

Sebaliknya, konsumsi semen nasional hingga semester I-2017 sekitar 29 juta ton, turun 1,2% disbanding periode yang sama tahun lalu. Penjualan motor pun drop 13,1% menjadi 2,7 juta unit.

Suplai properti juga turun signifikan di kuartal II-2017, yakni sebesar 9,6%. Bahkan, tingkat kekosongan (vacancy) pasar perkantoran di area CBD, Jakarta mencapai 18,4%. Vacancy mal di Jakarta juga naik ke angka 10,8%.

Adakah ini gejala anomali, bahwa ekonomi makro yang membaik tapi sektor riil, industri dan daya beli masyarakat malah lesu?

Toh, kalangan pemerintah menyebutkan bahwa sepinya pergerakan ekonomi di sektor ritel karena banyak yang beralih ke online. Bahkan, daya beli masyarakat tetap baik, terbukti dengan penerimaan PPN yang hingga semester I 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 13,5%.

Tingkat perolehan PPN merupakan cermin tingkat transaksi yang terjadi. Artinya, semakin tinggi perolehan PPN, semakin tinggi pula transaksi belanja.

Namun pengaruh belanja via online itu ditampik pengusaha ritel. Sebab tak terjadi untuk semua jenis barang, tapi hanya untuk produk pakaian dan elektronik. Tapi untuk ritel makanan dan minuman di  minimarket, tak terpengaruh oleh online.

Direktur Pemasaran PT Indomarco Pristama (Indomaret) Wiwiek Yusuf mengakui bahwa kondisi daya beli nasional sedang lesu. Terbukti bahwa laba induk Indomaret terpangkas hingga 71,03%. Dari semester I-2016 Rp 105,5 miliar menjadi Rp 30,5 miliar pada semester I 2017.

Sumber : medanbisnisdaily.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar