Sektor Otomotif Masih Tertekan Daya Beli

Banyaknya gelaran pameran otomotif pada semester II tahun ini diharapkan bisa memacu kinerja sektor otomotif. Sebab, bakal banyak agen pemegang merek (APM) yang memperkenalkan model baru di ajang tersebut. Namun, masalah daya beli masih menjadi perhatian sehingga kesuksesan pertumbuhan penjualan otomotif mungkin saja bisa melambat.

Konsolidasi data yang dihimpun dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) Juni 2017 yang sebesar 122,4 poin menunjukkan penurunan 3,5 poin jika dibandingkan dengan Mei. Hal itu mencerminkan keyakinan konsumen yang belum tumbuh.

Di samping itu, realisasi pertumbuhan manufaktur industri besar dan sedang pada kuartal II 2017 masih sebesar 4 persen. Target pertumbuhan sektor manufaktur pemerintah sebesar 5,2–5,5 persen masih agak jauh bila dibandingkan dengan capaian pada kuartal II. Khusus sektor otomotif, analis belum melihat potensi pertumbuhan penjualan yang signifikan tahun ini.

’’Pada ajang pameran otomotif, lihat juga animo masyarakat terhadap penjualan kendaraan. Mereka sekadar datang untuk lihat-lihat atau bakal banyak pemesanan mobil baru? Sebab, ini akan menjadi indikator daya beli masyarakat terhadap penjualan otomotif,” kata Reza Priyambada, analis senior Binaartha Sekuritas.

Pasar mobil nasional pun mengalami penurunan sebesar 27,5 persen pada Juni 2017 ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat kinerja saham-saham yang bergerak di bidang penjualan dan manufaktur otomotif, penjualannya tampak meningkat. PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), misalnya, mencatat kenaikan pendapatan menjadi Rp 7,49 triliun secara year-on-year (yoy) pada semester I lalu. Namun, meningkatnya utang membuat rugi bersih perseroan naik menjadi Rp 340 miliar daripada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 93 miliar.

Lalu, industri turunan dari otomotif seperti suku cadang juga mengalami perlambatan. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) mencatat pendapatan bersih yang naik tipis 0,62 persen per semester I lalu. Padahal, pada semester I 2016 pertumbuhan pendapatan AUTO mencapai 12,4 persen. Kini pendapatan AUTO tercatat sebesar Rp 6,47 triliun. ’’Satu sisi karena melemahnya daya beli, tapi di sisi lain juga karena ketatnya persaingan industri otomotif. Keluarnya model baru dari kompetitor ternyata juga memengaruhi pertimbangan konsumen untuk membeli mobil,’’ ujar Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk (ASII) Prijono Sugiarto menuturkan, ajang pameran tetap menjadi momen yang diharapkan pelaku industri otomotif. Persaingan yang ketat sejauh ini masih dapat dimenangkan perseroan, terutama karena munculnya model-model terbaru sejak semester II tahun lalu. ’’Hasil kinerja (perseroan, Red) diperkirakan terpengaruhi oleh meningkatnya persaingan di pasar mobil,” tuturnya.

Sumber : jawapos.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar