Pengamat Ingatkan Pemerintah soal Utang Infrastruktur

Pengamat politik dari Exposit Strategic Arif Susanto mengemukakan target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen termasuk ambisius. Namun bukan berarti bahwa target tersebut mustahil tercapai, melainkan itu menuntut kerja keras, terutama dalam hal reformasi struktural, investasi, kinerja ekspor, dan konsumsi.

“Pertumbuhan yang tinggi tidak mungkin menggantungkan pada konsumsi, apalagi jika terdapat ketimpangan antar-kelompok ekonomi,” kata Arif di Jakarta, Jumat (18/8).

Menanggapi pidato kenegaraan Presiden Jokowi pada Rabu (16/8) lalu, Arif menjelaskan pertumbuhan dan distribusi ekonomi mungkin dapat terbantu oleh pembangunan infrastruktur yang kini digalakan. Namun, pemerintah harus ekstra hati-hati dengan peluang inefisiensi serta korupsi yang membayangi. Apalagi sebagian pembiayaan berasal dari utang, yang kini telah lebih Rp 3.600 trilun dengan Rp 390 triliun di antaranya segera jatuh tempo tahun depan.

Selain mengotrol utang, tantangan besar juga adalah mengendalikan inflasi dan meningkatkan pemasukan pajak dengan target moderat. Sentiment positif kenaikan peringkat S&P dan kecenderungan pertumbuhan positif kawasan dapat menjadi insentif. Dengan gambaran umum tersebut, ruang ekspansi ekonomi nasional sebenarnya terbuka, tentu dengan tingkat kehati-hatian yang ekstra.

Pada sisi lain, terdapat tantangan politik yang memengaruhi stabilitas, yang dibutuhkan bagi pertumbuhan ekonomi. Koordinasi bidang polhukam amat krusial.

“Saya percaya, dengan power grip yang lebih baik, pemerintah dapat menangani masalah ini lebih baik dibandingkan sebelumnya. Artinya, tidak terdapat alasan memadai untuk bersikap pesimis, sejauh konsolidasi kekuasaan berjalan baik,” tutup Arif.

Sumber : beritasatu.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar