Center for Indonesia Taxation Analysis pada Selasa (22/8) mengadakan diskusi bertema RAPBN 2018 dan refleksi penerimaan pajak. Acara yang berlangsung di kafe Tjikinii Lima dihadiri narasumber Yustinus Prastowo ( Direktur Eksekutif CITA) dan Eva Kusuma Sundari (anggota DPR Komisi XI). Pembahasan seputar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami pasang surut. Akankah target pemerintah akan tercapai di 2018. Disini dikupas mengenai pemasukan negara dari pajak dan non-pajak.
Yustinus Prastowo mengatakan, ” RAPBN 2018 realistis tapi harus lebih hati-hati dan pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mencapainya. Amnesti pajak cukup berhasil meskipun terdapat kekurangan dan kelebihannya. Paska amnesti belum bisa mengakselerasi penerimaan pajak. Meskipun begitu cukup berhasil menciptakan kesadaran akan pajak.
Padahal sebelumnya jarang sekali ada pembahasan intens mengenai pajak,” Direktur Eksekutif CITA juga mempertanyakan mengapa setelah amnesti tidak ada akselerasi. Kemudian bagaimana melakukan enforcement. Selain itu, dibahas pula permasalahan cukai dimana pada tahun lalu mulai menurun. Diprediksi tahun 2018 akan menurun juga.
Berdasakan data, proyeksi penerimaan pajak pada 2017 berkisar Rp 1.094,88 triliun hingga Rp 1.169,86 triliun atau 85,3%-91,14% dari target penerimaan pemerintah. Yustinus menjelaskan penerimaan PPN terbaik dibandingkan jenis pajak yang lain. Ini dikarenakan mencapai pertumbuhan hingga 13%. Diprediksi PPN akan menjadi solusi karena pendekatannya pada konsumsi.
Target pertumbuhan ekonomi 5,4 % tampaknya berat bila harus tercapai. Hasil di tahun sebelumnya 5,2% melalui diskusi berbagai formula. Eva Kusuma Sundari mengungkapkan hal tersebut sebagai pertaruhan besar. ” Lebih baik menerapkan target rendah dan tercapai dibandingkan target tinggi namun tidak terlampaui. Kita perlu mengubah asumsi makro,” katanya.
Sumber : gatra.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Pajak

Tinggalkan komentar