Dirjen Pajak Beri Kuliah Soal Penerimaan Pajak ke Ratusan Mahasiswa UI

Penerimaan pajak dibutuhkan untuk pembangunan negara. Termasuk di Indonesia yang anggaran pendapatan belanja negara (APBN)-nya mengandalkan pajak.

Dalam kuliah umum di FISIP UI, Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi menjelaskan penarikan pajak sudah dilakukan sejak dulu di Indonesia.

“Dulu orang Indonesia itu paling pelit bayar pajak, jadi penarikan memang harus sesuai dengan Undang-undang,” kata Ken di Kuliah umum di FISIP UI, Depok, Sabtu (14/10/2017).
Dia menjelaskan, kontribusi pajak yang masuk ke kas negara digunakan untuk pembangunan negara secara gotong royong. Jadi penerimaan bisa dilakukan dari mana saja.

“Banyak orang yang menanyakan ke saya, pak kenapa handphone (HP) dikenakan pajak? Masak saya pakai HP saja kena pajak. Padahal kan semua orang pasti bayar pajak mulai dari PPn sampai PPh,” tambah dia.

Dia menjelaskan, semua warga negara pasti bayar pajak. Mulai dari membeli air mineral sampai beli materai. “Beli air saja kita bayar Ppn kan, bea materai kalau mau kawinan juga bayar pajak,” tambah dia.

Lalu juga pajak kendaraan, menurut dia banyak masyarakat yang mengeluh sudah membayar pajak tapi masih dibatasi dalam melewati ruas jalan.

“Banyak yang bilang juga ke saya, pak saya kan sudah bayar pajak kendaraan, masa motor saya nggak boleh lewat jalur cepat. Tapi kan motor memang aturannya di jalur lambat ya,” imbuh dia.

Dia mengatakan tahun lalu penerimaan pajak tercatat Rp 1.283 triliun. Dari Direktorat Jenderal Pajak terkumpul 74%.

“Bisa dibayangkan sebanyak itu dalam setahun, artinya kami harus cari Rp 100 triliun per bulan, sehari Rp 3 triliun kan. Kami kerja 24 jam terus terusan. Saya 26 jam malah, 24 jam kerja 2 jam tidur,” ujarnya.

Sumber : detik.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Pajak

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar