
Hingga kuartal III-2017, penjualan apartemen di Jakarta tergolong lesu. Padahal suplai apartemen setiap harinya meningkat. Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan lesunya penjualan apartemen dikarenakan pasokannya yang terlalu banyak dengan jarak waktu yang sangat berdekatan. Sehingga konsentrasi untuk masyarakat membeli terpecah.
“Di satu sisi karena banyaknya pack line saling bergantian jadi pada saat baru mau konsentrasi di sini sehingga memecah fokus pembeli karena banyaknya pilihan,” ujar dia kepada awak media baru-baru ini.
Selain itu, yang menjadi kendala belum bisa bangkitnya sektor apartemen karena lesunya rental marketnya. Bahkan jumlah rental market pada saat ini sangat jauh dibawah dari tahun-tahun sebelumnya.
“Yang jadi kendala di apartemen itu adalah rental marketnya yang sedang lesu. Tidak seperti dulu lagi. Jumlahnya itu di bawah sebelumnya sehingga ekspektasi return yang lebih rendah dari sebelumnya. Kalau ini belum berkembang buat apa mereka beli lagi,” jelas Ferry.
Selain itu lanjut Ferry, pemerintah juga perlu memperbaiki situasi politik dan kondisi ekonomi dalam negeri agar bisa stabil. Pasalnya, bagi sebagai pembeli khususnya menengah ke atas, tujuan mereka membeli apartemen adalah untuk berinvestasi.
Mereka akan sangat memperhitungkan return yang didapat dari hasil pembelian tersebut. Sedangkan kondisi politik dan ekonomi makro menjadi faktor penting agar nilai ritern apartemen bisa tinggi.
“Kalau menengah ke atas beda lagi konsennya. Kebanyakan golongan ini adalah dengan motif investasi. Karena motifnya investasi mereka melihat makro ekonomi dan situasi politik yang terjadi. Karena ekspektasi mereka bagaimana barang atau project yang saya beli bisa menghasilkan sesuatu,” jelasnya.
Tak hanya itu, para pengusaha juga harus mulai bergeser dari jual beli apartemen menuju sewa. Karena selain berpotensi mendapatkan return yang besar, sewa apartemen juga bisa menjadi salah satu pendongkrak lesunya properti apartemen.
“Sewa apartemen sedikit marketnya hanya 5%. Sedangkan penjualan itu 95%,” kata Ferry.
Sumber : industry.co.id
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar