
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah tipis sebesar dua poin menjadi Rp13.578 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.576 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah ditopang sentimen RUU pajak AS menyusul optimisme pasar terhadap UU Pajak Amerika Serikat akan rampung sebelum akhir tahun ini.
“Optimisme terus merebak mengenai peluang lolosnya reformasi pajak menjadi undang-undang di akhir tahun ini. Itu yang membuat dolar AS terapresiasi,” kata Ariston Tjendra.
Ia mengatakan reformasi pajak Amerika Serikat yang akan mengatur tentang pemotongan pajak perusahaan dan individu, diproyeksikan dapat mendorong perekonomian AS ke depan lebih baik.
Sementara itu,ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan Bank Sentral AS atau The Fef yang kembali memberi sinyal kenaikan suku bunga pada 2018 mendatang sebanyak tiga kali menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.
“The Fed mensinyalkan pasar tenaga kerja berlanjut menguat dan The Fed akan menaikkan suku bunga lagi di tahun 2018 seiring dengan menguatnya ekonomi AS,” kata Lana.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (14/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.573 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.565 per dolar AS.
Sumber : beritasatu.com
http://www.pemeriksaanpajak.com
Kategori:Berita Ekonomi
Tinggalkan komentar