Impor 500 Ribu Ton Relatif Kecil

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menjelaskan, stok beras akan melebihi batas aman seperti yang disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebesar 1 juta ton dan impor 500 ribu ton beras khusus termasuk angka yang kecil. Sebab, rata-rata konsumsi nasional per bulan mencapai 2,5 juta ton.

“Meski beras impor akan masuk jelang musim panen, kami pastikan petani tetap terlindungi dan tidak akan merugi,” ungkap Amran.

Dia juga mengatakan, impor beras khusus yang ditempuh pemerintah hanyalah bersifat sementara untuk meredakan harga yang ada di pasaran. Pemerintah tidak ingin harga beras di konsumen tinggi, di sisi lain petani juga tidak boleh merugi. “Karena itu, diambillah cadangan dan yang diimpor adalah beras khusus sehingga (petani) tidak terganggu,” tandas dia.

Amran mengatakan, pasokan beras saat ini sebenarnya surplus, stok beras nasional yang tersimpan di gudang Perum Bulog mencapai 930 ribu ton. Stok itu segera bertambah seiring dimulainya puncak panen pada Februari, sehingga produksi beras diprediksi meningkat.

“Musim tanam petani sebenarnya sudah terjadi pada Oktober-Desember dengan masa tanam tiga bulan. Di Januari ini, beberapa lokasi mulai panen. Berpikir pakai logika saja, Januari 2018 akan masuk musim panen dan nanti Februari 2018 akan ada panen puncak, jadi akan bertambah,” kata Amran.

Lebih jauh Amran mengatakan, ke depan kinerja Perum Bulog perlu diperkuat. Pasalnya, pada 2017 serapan gabah oleh Perum Bulog hanya 5% dari target sebesar 3,70 juta ton. Padahal, Kementan sangat berharap serapan Bulog bisa 80-90% dari target tersebut.

Sumber : beritasatu.com

http://www.pemeriksaanpajak.com

pajak@pemeriksaanpajak.com

 



Kategori:Berita Ekonomi

Tag:, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Tinggalkan komentar